BISA JADI SUVENIR: Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf, Wawali Adi Wibowo dan Plt Kepala DLHKP melihat produk bank sampah sembari mengenakan topi bahan daur ulang. (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
BUGUL KIDUL, Radar Bromo- Tahun 2025 Pemkot Pasuruan bertekad mencapai target 70 persen penanganan sampah dan 30 persen pengurangan sampah. Dengan begitu secara bertahap cita-cita untuk mewujudkan zero waste di Kota Pasuruan dapat terwujud. Karena jika tuntas mengelola sampah, kesejahteraan masyarakat bakal terangkat.
Itulah yang menjadi tema Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2023. Sejalan dengan KLHK, Pemkot Pasuruan ingin menuntaskan persoalan sampah denga cara-cara produktif. Sehingga bisa bernilai ekonomi, misalnya jika sampah dikelola melalui bank sampah.
BERMANFAAT: Fashior dari duar ulang yang diperagakan model di peringatan HPSN Kota Pasuruan. (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
Kemarin (10/3) peringatan HPSN digelar pemkot di instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). “Lokasinya berada di sebelah tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah. “Agar dapat menjadi penyemangat kita semua untuk merubah kebiasaan kita dalam mengolah sampah yang semula hanya asal buang saja, menjadi kurangi, olah tanpa sisa dengan reduse, reuse, dan recyle (3R),” beber PLt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DLHKP) Samsul Rizal.
Sebelum peringatan HPSN, DLHKP juga menggelar lomba kebersihan kantor organisasi perangkat daerah (OPD) dan kelurahan. Lomba ini bekerjasama dengan Jawa Pos Radar Bromo. Para pemenangnya diumumkan kemarin, setelah sebelumnya melalui proses penilaian yang ketat. Selain itu juga ada lomba daur ulang sampah yang diikuti oleh semua kelurahan.
Lomba kebersihan ini tak hanya sekedar menilai kebersihan kantor pelayanan. Tapi ada misi untuk memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah. Memperkuat partisipasi publik dalam upaya mencapai zero emisi melalui gerakan memilah sampah. Termasuk komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha lainnya dalam implementasi bisnis hijau (green business) dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi.
BUGUL KIDUL, Radar Bromo- Tahun 2025 Pemkot Pasuruan bertekad mencapai target 70 persen penanganan sampah dan 30 persen pengurangan sampah. Dengan begitu secara bertahap cita-cita untuk mewujudkan zero waste di Kota Pasuruan dapat terwujud. Karena jika tuntas mengelola sampah, kesejahteraan masyarakat bakal terangkat.
Itulah yang menjadi tema Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2023. Sejalan dengan KLHK, Pemkot Pasuruan ingin menuntaskan persoalan sampah denga cara-cara produktif. Sehingga bisa bernilai ekonomi, misalnya jika sampah dikelola melalui bank sampah.
BERMANFAAT: Fashior dari duar ulang yang diperagakan model di peringatan HPSN Kota Pasuruan. (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
Kemarin (10/3) peringatan HPSN digelar pemkot di instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). “Lokasinya berada di sebelah tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah. “Agar dapat menjadi penyemangat kita semua untuk merubah kebiasaan kita dalam mengolah sampah yang semula hanya asal buang saja, menjadi kurangi, olah tanpa sisa dengan reduse, reuse, dan recyle (3R),” beber PLt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DLHKP) Samsul Rizal.
Sebelum peringatan HPSN, DLHKP juga menggelar lomba kebersihan kantor organisasi perangkat daerah (OPD) dan kelurahan. Lomba ini bekerjasama dengan Jawa Pos Radar Bromo. Para pemenangnya diumumkan kemarin, setelah sebelumnya melalui proses penilaian yang ketat. Selain itu juga ada lomba daur ulang sampah yang diikuti oleh semua kelurahan.
Lomba kebersihan ini tak hanya sekedar menilai kebersihan kantor pelayanan. Tapi ada misi untuk memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah. Memperkuat partisipasi publik dalam upaya mencapai zero emisi melalui gerakan memilah sampah. Termasuk komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha lainnya dalam implementasi bisnis hijau (green business) dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi.