PASURUAN, Radar Bromo-Kabupaten Pasuruan sudah masuk musim pancaroba. Meski begitu, banjir masih mengancam. Senin malam hingga Selasa (10/5), 8 desa di Kecamatan Rejoso dan Grati kembali terendam banjir.
Di Kecamatan Grati, banjir merendam Dusun Kebrukan, Desa Kedawungkulon. Sementara di Kecamatan Rejoso, 7 desa terendam. Yakni Desa Toyaning, Rejoso Kidul, Rejoso Lor, Kawisrejo, Sadengrejo dan juga Kedungbako. Ketinggian air bervariasi. Antara 20 sampai 30 sentimeter.
Lutfia, 40, warga Desa Sadengrejo, Kecamatan Rejoso mengatakan, sudah sebelas kali banjir didaerahnya yang terjadi pada tahun 2022 ini. Setiap kali banjir, selalu masuk ke rumahnya. “Kalau dihitung dengan yang kecil-kecil banjirnya ya banyak sekali. Tapi kalau yang masuk rumah ya itu,” katanya.
Dardiri warga lain menyebutkan, banjir dikarenakan sungai yang sudah dangkal. Sehingga, ketika hujan deras melanda selalu naik ke pemukiman warga. Ia berharap,pemerintah melakukan normalisasi saluran sungai tersebut. “Sungai desa ini sudah dangkal, harus ada segera ada normalisasi,” katanya.
Air masuk kepemukiman sendiri pada Senin malam. Itu setelah kawasan setempat dilanda hujan deras, selama beberapa jam.
Sementara itu, Camat Rejoso Ahmad Hadi mengatakan, banjir sejatinya bukan karena disebabkan melubernya sungai Rejoso. Tetapi, disebabkan oleh sungai kecil yang melalui beberapa desa. Intensitas hujan yang tinggi tak bisa ditampung oleh saluran kali. “Ada tujuh desa. Untung tidak lagi pasang air laut. Sehingga kemungkinan bisa segera surut,” terangnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Ridwan Harris menyebut, banjir yang terjadi murni karena hujan yang sangat deras. Sehingga air meluber dari sungai. “Insya Allah segera surut. Paling tidak sore ini atau malam sudah surut,” harapnya. (sid/mie)