LEKOK, Radar Bromo – Kondisi gagal tumbuh anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis dapat menyebabkan stunting. Anak stunting umumnya terlihat lebih pendek dari anak seusianya. Perlu deteksi dini dengan melihat tumbuh kembang anak. Deteksi ini sudah dilakukan Puskesmas Lekok. Dengan mengetahui status gizi anak, maka timbulnya stunting pada balita bisa dicegah.
Di tahun 2023, Puskesmas Lekok menjadi salah satu lokasi fokus (lokus) intervensi penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan SK Bupati Pasuruan Nomor: 050/318/HK/424.013/2022 tercatat ada 3 desa di wilayah Puskesmas Lekok yang menjadi desa lokus stunting, yakni Semedusari, Pasinan, dan Jatirejo. Dalam upayanya, Puskesmas Lekok menggandeng lintas sektor untuk bersama berkontribusi dalam penurunan stunting di wilayah Kecamatan Lekok.
Salah satu bentuk kerja sama dalam rangka mencegah dan menanggulangi balita stunting di Kecamatan Lekok, yakni melalui pemberian makanan tambahan (PMT) kepada balita di bawah garis merah (BGM) di wilayah Lekok. Kegiatan ini bahkan digelar dengan melibatkan pihak swasta. Salah satunya kerja sama dengan PT Indonesia Power yang secara berkala ikut memberikan bantuan PMT kepada balita BGM.
“Saya berharap PMT ini bisa membantu memperbaiki gizi balita di sini dan ibu-ibu juga aktif memeriksakan perkembangan anaknya melalui Posyandu. Tujuannya, untuk mempermudah pemantauan perkembangan kesehatan balita,” ujar dr. H. R. Gatot Trisila, kepala UOBF Puskesmas Lekok. (zen/fun)