PASURUAN, Radar Bromo– Sepanjang 2021, temuan kasus demam berdarah dengue di Kota Pasuruan meningkat. Meski tidak siginifikan. Kini, Dinas Kesehatan masih terus mengantisipasi lonjakannya. Terlebih musim hujan belum berakhir.
Musim hujan seperti sekarang menjadi musim berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini merupakan nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam berdarah.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, pada 2021 ditemukan 105 penderita demam berdarah. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada 2020 yang hanya sekitar 90 kasus. Syukur, dari ratusan pasien itu, tak sampai ada yang meninggal dunia.
Kepala Dinkes Kota Pasuruan Sheirly Marlena mengatakan, meski kasus demam berdarah meningkat, tetapi masih dalam kategori wajar. Semua penderitanya juga berhasil sembuh. “Tidak ada yang meninggal. Semua penderita ditangani dengan baik dan sembuh,” ujarnya.
Dari data Dinkes, selama 2021 penderitanya lebih banyak orang dewasa. Ada sejumlah penyebab kasus demam berdarah bisa meningkat. Mulai dari perubahan cuaca sampai kebersihan lingkungan permukiman. “Penyebabnya perubahan cuaca, lembap, genangan, dan kebersihan lingkungan. Karena itu, harus bisa menjaga lingkungan,” ujarnya.
Pada awal tahun ini, Dinkes belum mendapatkan laporan adanya kasus demam berdarah. Namun, sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasusnya terus dilakukan.
Termasuk mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Serta, melakukan penyemprotan dan pembasmian jentik nyamuk. “Antisipasi dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi, dan fogging sesuai indikasi,” jelasnya.

Sherly mengatakan, gejala seseorang terindikasi mengalami demam berdarah sebenarnya sama dengan demam lainnya. Agar segera bisa tertangani, pihaknya meminta ketika ada keluarga yang sakit segera diperiksakan. Sehingga penanganannya tidak telat dan lekas sembuh.
“Segera periksakan ke faskes (fasilitas kesehatan) terdekat. Karena gejalanya sama dengan demam biasa. Kalau sampai telat penanganannya, bisa fatal,” tuturnya. (sid/rud)