PASURUAN, Radar Bromo – Jam baru menunjukkan pukul 11.00. Husen dan Saiful, warga Kelurahan Ngemplakrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, merasa sudah waktunya pulang melaut. Hasil tangkapan ikannya sudah dirasa cukup.
Namun, ketika sudah menarik jangkar, keduanya melihat sesosok perempuan mengapung di laut, Minggu (5/3). Tepatnya di perairan Sidoarjo. Mendapati itu, keduanya langsung menghubungi kerabatnya, Jaffar, melalui sambungan telepon.
Kepadanya, Husen meminta menghubungi kepolisian. Melaporkan adanya mayat yang sudah mulai membengkak. Jaffar pun melaporkannya ke Unit Satpolairud Polres Pasuruan Kota. “Posisinya saat itu tengkurap. Mengapung di laut,” ujar Kasat Polairud Polres Pasuruan Kota AKP Winardi.
Jenazah perempuan berdaster tanpa celana dalam ini mengapung di perairan Katingan, Sidoarjo. Tepatnya di titik koordinat 07° 30′ 981 ” S-112° 56′ 304″ E. Mendapati laporan itu, tim dari Satpolairud Polres Pasuruan; KP X-1003 BKO Ditpolairud Polda Jatim; BPBD Kota Pasuruan; serta sejumlah warga berangkat ke lokasi penemuan.
Mereka mengevakuasi mayat tanpa identitas itu. Sekitar pukul 13.30, mereka tiba di Pelabuhan Pasuruan. Membawa temuannya. Jenazah itu pun dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr. R. Soedarsono, Kota Pasuruan. Di sana langsung diverifikasi dan divisum mengetahui identitas dan penyebab kematiannya.
Winardi mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban. Karena, hasil visumnya belum keluar. Namun, dari pemeriksaan awal tidak ada luka di tubuh korban. Hanya lebam mayat. “Diperkirakan sudah tenggelam antara 3 sampai 4 hari di laut,” jelasnya.
Ketika temukan pakaian korban masih melekat. Berupa daster batik warna cokelat dengan motif bunga warna oranye dan kuning. Namun, tidak mengenakan celana dalam. Usianya diperkirakan sekitar 40 sampai 45 tahun dengan tinggi badan 160 sentimeter. Kemudian, mengenakan anting telinga hanya di sebelah kiri.