PASURUAN, Radar Bromo – Pekerjaan nelayan penuh risiko. Namun begitu, pentingnya perlindungan terhadap risiko pekerjaan itu belum sepenuhnya dipahami. Itu terlihat dari jumlah nelayan yang mengikuti program asuransi nelayan. Di Kota Pasuruan hanya 11 persen dari seluruh nelayan yang sudah terkover asuransi.
Pemerhati nelayan Kota Pasuruan Ihsan Khoiri menyatakan, perlindungan atas risiko kecelakaan pekerjaan melaut sangat penting. Rendahnya nelayan yang terkover asuransi bisa jadi disebabkan beberapa hal. Seperti kurangnya kesadaran, kurangnya pengetahuan, dan kurangnya informasi tentang manfaat asuransi perlindungan kerja yang sudah diprogramkan oleh pemerintah.
”Harapan kami berharap pemerintah juga melakukan upaya jemput bola untuk agar nelayan semakin paham tentang manfaat dan pentingnya pekerja nelayan ikut asuransi,” katanya.
Apalagi risiko pekerjaan nelayan dinilainya cukup tinggi. Setiap hari mereka harus menerjang ombak dan badai. Nyawa menjadi taruhannya. Sehingga jaminan asuransi menjadi penting bila terjadi risiko pekerjaan yang tidak terduga. Misalnya kecelakaan laut yang mengakibatkan kematian maupun cacat.
”Maka asuransi nelayan ini memang sangat diperlukan sebagai perlindungan terhadap mereka sendiri,” bebernya.
Kepala Dinas Perikanan Kota Pasuruan Mualif Arif menyampaikan, subsidi premi asuransi sebenarnya sudah digelontorkan pemerintah pusat sejak 2016 lalu. Tiap tahun pemerintah mengalokasikan kuota subsidi agar nelayan terkover asuransi. Hanya saja jumlah yang beralih ke asuransi mandiri sangat sedikit. Dari sekitar 2.070 nelayan hanya sekitar 232 nelayan yang mengikuti asuransi mandiri.