27 C
Probolinggo
Tuesday, March 21, 2023

Puluhan Hotel Nonbintang di Kab Pasuruan Banyak yang Gulung Tikar

PASURUAN, Radar Bromo – Jumlah hotel nonbintang yang beroperasi di Kabupaten Pasuruan, menyusut drastis. Dari 41 pada 2020, jumlahnya menjadi 14 hotel saja pada 2022. Dampak pandemi Covid-19.

Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan menyebutkan, ada penurunan tajam jumlah hotel nonbintang. Setelah menyusut dari tahun 2020 ke 2022, hanya ada tambahan satu hotel lagi pada 2021. Ada penurunan jumlah sampai 27 hotel.

Namun, kondisi itu berbanding terbalik dengan jumlah hotel bintang. Pada 2020, hotel bintang hanya empat. Tapi, setahun kemudian, jumlahnya naik menjadi tujuh hotel pada 2022.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan Eka Wara Brehaspati mengatakan, penurunan jumlah hotel nonbintang terjadi karena banyak pengusaha yang gulung tikar. Penyebabnya, badai pandemi Covid-19. Itu penyebab utama.

Baca Juga:  CJH di Kota Pasuruan Sudah Divaksin, Tapi Kuota Belum Putuskan

“Pengusaha hotel seperti itu tidak hanya di Pasuruan. Di daerah lain pun banyak yang terdampak,” katanya.

Covid-19 menyebabkan kunjungan tamu hotel menurun. Namun, saat itu, para pengusaha hotel harus terus keluar biaya operasional. Misalnya, membayar karyawan, listrik, air, dan macam-macam lainnya. Mereka akhirnya tutup.

”Untuk hotel bintangnya, Alhamdulillah bertambah,” kata Eka.

PASURUAN, Radar Bromo – Jumlah hotel nonbintang yang beroperasi di Kabupaten Pasuruan, menyusut drastis. Dari 41 pada 2020, jumlahnya menjadi 14 hotel saja pada 2022. Dampak pandemi Covid-19.

Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan menyebutkan, ada penurunan tajam jumlah hotel nonbintang. Setelah menyusut dari tahun 2020 ke 2022, hanya ada tambahan satu hotel lagi pada 2021. Ada penurunan jumlah sampai 27 hotel.

Namun, kondisi itu berbanding terbalik dengan jumlah hotel bintang. Pada 2020, hotel bintang hanya empat. Tapi, setahun kemudian, jumlahnya naik menjadi tujuh hotel pada 2022.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan Eka Wara Brehaspati mengatakan, penurunan jumlah hotel nonbintang terjadi karena banyak pengusaha yang gulung tikar. Penyebabnya, badai pandemi Covid-19. Itu penyebab utama.

Baca Juga:  Tak Ada Pemasukan, Turunkan Target Retribusi Pariwisata dari Rp 1 Miliar Jadi Rp 500 Juta

“Pengusaha hotel seperti itu tidak hanya di Pasuruan. Di daerah lain pun banyak yang terdampak,” katanya.

Covid-19 menyebabkan kunjungan tamu hotel menurun. Namun, saat itu, para pengusaha hotel harus terus keluar biaya operasional. Misalnya, membayar karyawan, listrik, air, dan macam-macam lainnya. Mereka akhirnya tutup.

”Untuk hotel bintangnya, Alhamdulillah bertambah,” kata Eka.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru