PASURUAN, Radar Bromo – Angka kemiskinan di Kota Pasuruan menunjukkan penurunan perlahan. Badan Pusat Statistik (BPS) kota setempat mencatat, jumlah penduduk miskin pada 2022 mencapai 13.020 jiwa atau sekitar 6,37 persen dari jumlah total penduduk kota.
Jumlah itu menurun sekitar 0,51 persen dibandingkan jumlah penduduk miskin pada 2021. Saat itu, jumlahnya mencapai 13.970 jiwa.
Kepala BPS Kota Pasuruan Sri Kadarwati mengungkapkan, penduduk miskin memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan. Yakni, representasi jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok sebesar Rp 486.893 per kapita tiap bulannya.
“Tahun lalu sebanyak 95 ribu jiwa berhasil dientaskan dari kemiskinan,“ kata Wati, sapaan Sri Kadarwati.
Menurunnya jumlah penduduk miskin juga diikuti penurunan indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2). Pada 2022, indeks kedalaman kemiskinan sebesar 0,93 atau turun sebanyak 0,22 poin dibandingkan 2021 yang mencapai 1,15. Sementara indeks keparahan kemiskinan pada 2022 sebesar 0,22 atau turun sebanyak 0,05 poin dibandingkan 2021 yang mencapai 0,27.
“Hal ini secara positif menunjukkan ada dampak dari kebijakan ke arah perbaikan. Di mana rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin dekat dengan garis kemiskinan. Sehingga, ketimpangan pengeluaran juga semakin mengecil,“ ungkapnya.
Wati menambahkan, beberapa faktor yang melatari turunnya angka kemiskinan. Di antaranya, tepatnya sasaran bantuan sosial dari pemerintah. Kota Pasuruan bahkan menduduki peringkat tujuh daerah yang memiliki tingkat kemiskinan terendah di Jawa Timur.