29.2 C
Probolinggo
Tuesday, May 30, 2023

Perlu Cross Draine di Ahmad Yani untuk Minimalisir Banjir

GADINGREJO, Radar Bromo– Tiap musim hujan, wilayah Karangketug selalu terendam banjir. Tidak hanya permukiman warga yang dikepung air, jalan pantura juga ikut tergenang. Kondisi ini membuat aktivitas masyarakat ikut lumpuh. Ini berlangsung bertahun-tahun. Agar tak menjadi masalah klise, perlu pembuatan cross draine.

Genangan yang kerap terjadi di Krangketug ini akibat luapan Sungai Welang. Selain itu, minimnya drainase. Sehingga saat intensitas hujan yang tinggi, air pun masuk ke pemukiman warga di Dusun Karangasem, Kelurahan Karangketug dan sekitarnya. Di permukiman, banjir bisa setinggi 60 sampai 100 sentimeter.

Tak hanya pemukiman, banjir juga membuat jalan Ahmad Yani yang berada di jalur pantura pun tergenang air. Air merendam mulai dari sisi barat SPBU Karangketug hingga batas Kota Pasuruan. Ketinggian air pun bervariasi antara 40 hingga 60 sentimeter, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Air baru surut pada dzuhur. Sehingga jalur pantura sempat terputus beberapa jam.

Pengguna jalan pun dari Probolinggo menuju Surabaya atau sebaliknya  harus memutar lebih jauh. Minimal mengalihkan perjalanan via tol Gempol-Pasuruan. Jika tidak ingin lewat tol, pengendara dari arah Surabaya, harus lewat pertigaan Tambakrejo ke selatan hingga tembus perempatan Warungdowo. Sementara dari arah Probolinggo, pengendara harus lewat jalur lingkar selatan lalu belok ke selatan melewati simpang Kebonagung dan belok di simpang Warungdowo.

Baca Juga:  Banjir Juga Buat Tembok Eks Pabrik di Kepulungan Gempol Jebol

Aktivitas pelayanan pada masyarakat juga ikut terputus karena banjir. Seperti Kantor Kecamatan Gadingrejo, Uji Kir, Polsek Gadingrejo hingga Bulog Sub Drive Malang yang lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani. Paling parah adalah markas Polsek Gadingrejo. Markas sering terendam karena lokasi mapolsek lebih rendah dari jalan setempat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pasuruan, Gustap Purwoko mengungkapkan, setiap hujan dengan intensitas tinggi di Kota Pasuruan, Jalan Ahmad Yani di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo sering terendam. Karena itu, PUPR mengusulkan ke pihak balai untuk di buatkan cross draine di Jalan Ahmad Yani. Usulan ini sudah disampaikan melalui surat pada BBPJN VIII.

Ia menjelaskan dari hasil pemetaan tim teknis, sebenarnya ada cross draine di Jalan Ahamad Yani di tiga titik. Yakni di barat Toko Matahari dan di barat Rumah Makan Kurnia serta di SPBU Karangketug. Namun ukurannya kurang ideal.

Dari hasil pengukuran tim teknis, lebar cross draine hanya 1,5 meter, sementara tinggi cross draine sekitar satu meter. Kondisi ini membuat drainase di lokasi tersebut tidak mampu menampung debit air tinggi.

Baca Juga:  Jalan Nasional Gempol Mulai Diperbaiki, Pengendara Harus Antisipasi Kemacetan

“Banjir karena drainase yang ada lebih kecil dari debit air yang datang. Jadi ya meluber. Sebenarnya ada cross draine di Jalan Ahmad Yani. Cuma ukurannya kecil. Makanya kami sudah menyampaikan hal ini melalui Bakorwil Malang agar bisa diusulkan untuk penambahan cross draine baru,”ungkap Gustap.

SERING: Genangan di Jalan A Yani yang terjadi Maret silam. (Foto: Fahrizal FirmaniJawa Pos Radar Bromo)

Kasubag Humas Polres Pasuruan Kota, AKP Endy Purwanto menyebut pihaknya juga berharap ada solusi agar banjir di Jalan Ahmad Yani bisa teratasi. Sebab setiap kali banjir, Polsek juga ikut terendam. Untuk mengantisipasi agar tidak sampai mengganggu pelayanan dari pihak kepolisian pada nasyarakat, Polres Pasuruan Kota meninggikan bangunan Polsek di atas jalan nasional.

“Sementara saat ini pelayanan Polsek Gadingrejo dialihkan di kantor Kecamatan Panggungrejo. Tapi kami berharap ya agar ada solusi dari provinsi. Supaya tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat. Apalagi banjir ini sudah menjadi langganan lokasi setempat setiap tahunnya,”jelas Endy.

Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBPJN VIII Jawa Bali, Ida Bagus Jeladi menuturkan pihaknya belum mengetahui soal usulan dari PUPR Kota Pasuruan terkait cross draine. Sebab usulan biasanya masuk ke tim perencanaan dahulu, sementara pihaknya berhubungan langsung dengan fisik. “Saya belum tahu, cuma mungkin masih di tim perencanaan,” terang Jeladi. (riz/fun)

GADINGREJO, Radar Bromo– Tiap musim hujan, wilayah Karangketug selalu terendam banjir. Tidak hanya permukiman warga yang dikepung air, jalan pantura juga ikut tergenang. Kondisi ini membuat aktivitas masyarakat ikut lumpuh. Ini berlangsung bertahun-tahun. Agar tak menjadi masalah klise, perlu pembuatan cross draine.

Genangan yang kerap terjadi di Krangketug ini akibat luapan Sungai Welang. Selain itu, minimnya drainase. Sehingga saat intensitas hujan yang tinggi, air pun masuk ke pemukiman warga di Dusun Karangasem, Kelurahan Karangketug dan sekitarnya. Di permukiman, banjir bisa setinggi 60 sampai 100 sentimeter.

Tak hanya pemukiman, banjir juga membuat jalan Ahmad Yani yang berada di jalur pantura pun tergenang air. Air merendam mulai dari sisi barat SPBU Karangketug hingga batas Kota Pasuruan. Ketinggian air pun bervariasi antara 40 hingga 60 sentimeter, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Air baru surut pada dzuhur. Sehingga jalur pantura sempat terputus beberapa jam.

Pengguna jalan pun dari Probolinggo menuju Surabaya atau sebaliknya  harus memutar lebih jauh. Minimal mengalihkan perjalanan via tol Gempol-Pasuruan. Jika tidak ingin lewat tol, pengendara dari arah Surabaya, harus lewat pertigaan Tambakrejo ke selatan hingga tembus perempatan Warungdowo. Sementara dari arah Probolinggo, pengendara harus lewat jalur lingkar selatan lalu belok ke selatan melewati simpang Kebonagung dan belok di simpang Warungdowo.

Baca Juga:  Dewan Minta Perusahaan Ternak di Wonorejo Tak Cemari Lingkungan

Aktivitas pelayanan pada masyarakat juga ikut terputus karena banjir. Seperti Kantor Kecamatan Gadingrejo, Uji Kir, Polsek Gadingrejo hingga Bulog Sub Drive Malang yang lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani. Paling parah adalah markas Polsek Gadingrejo. Markas sering terendam karena lokasi mapolsek lebih rendah dari jalan setempat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pasuruan, Gustap Purwoko mengungkapkan, setiap hujan dengan intensitas tinggi di Kota Pasuruan, Jalan Ahmad Yani di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo sering terendam. Karena itu, PUPR mengusulkan ke pihak balai untuk di buatkan cross draine di Jalan Ahmad Yani. Usulan ini sudah disampaikan melalui surat pada BBPJN VIII.

Ia menjelaskan dari hasil pemetaan tim teknis, sebenarnya ada cross draine di Jalan Ahamad Yani di tiga titik. Yakni di barat Toko Matahari dan di barat Rumah Makan Kurnia serta di SPBU Karangketug. Namun ukurannya kurang ideal.

Dari hasil pengukuran tim teknis, lebar cross draine hanya 1,5 meter, sementara tinggi cross draine sekitar satu meter. Kondisi ini membuat drainase di lokasi tersebut tidak mampu menampung debit air tinggi.

Baca Juga:  Wali Kota 2 Menolak Bersaksi untuk Terdakwa Setiyono

“Banjir karena drainase yang ada lebih kecil dari debit air yang datang. Jadi ya meluber. Sebenarnya ada cross draine di Jalan Ahmad Yani. Cuma ukurannya kecil. Makanya kami sudah menyampaikan hal ini melalui Bakorwil Malang agar bisa diusulkan untuk penambahan cross draine baru,”ungkap Gustap.

SERING: Genangan di Jalan A Yani yang terjadi Maret silam. (Foto: Fahrizal FirmaniJawa Pos Radar Bromo)

Kasubag Humas Polres Pasuruan Kota, AKP Endy Purwanto menyebut pihaknya juga berharap ada solusi agar banjir di Jalan Ahmad Yani bisa teratasi. Sebab setiap kali banjir, Polsek juga ikut terendam. Untuk mengantisipasi agar tidak sampai mengganggu pelayanan dari pihak kepolisian pada nasyarakat, Polres Pasuruan Kota meninggikan bangunan Polsek di atas jalan nasional.

“Sementara saat ini pelayanan Polsek Gadingrejo dialihkan di kantor Kecamatan Panggungrejo. Tapi kami berharap ya agar ada solusi dari provinsi. Supaya tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat. Apalagi banjir ini sudah menjadi langganan lokasi setempat setiap tahunnya,”jelas Endy.

Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBPJN VIII Jawa Bali, Ida Bagus Jeladi menuturkan pihaknya belum mengetahui soal usulan dari PUPR Kota Pasuruan terkait cross draine. Sebab usulan biasanya masuk ke tim perencanaan dahulu, sementara pihaknya berhubungan langsung dengan fisik. “Saya belum tahu, cuma mungkin masih di tim perencanaan,” terang Jeladi. (riz/fun)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru