30 C
Probolinggo
Sunday, May 28, 2023

Badai Herman Datang, Banjir di Bandaran Winongan Meningkat

WINONGAN, Radar Bromo – Intensitas banjir di Desa Bandaran, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan makin sering. Seminggu terakhir, empat kali banjir datang. BPBD menyebut, hal ini terjadi karena Badai Herman.

Selama empat kali pula, banjir itu datang menjelang waktu berbuka puasa. Sekitar pukul 17.30. Umumnya itu terjadi setelah hujan deras mengguyur hampir seluruh wilayah Pasuruan sejak siang.

Kasun Gambiran, Desa Bandaran, Ahmad Kusairi mengatakan, sudah empat kali dalam seminggu banjir bah menggenangi permukiman. Ketinggian air bervariasi. Mulai 80 sentimeter hingga 100 sentimeter.

Bukan hanya rumah warga yang tergenang. Tapi, sejumlah tempat ibadah, seperti masjid dan musala. Sehingga, warga tak bisa salat tarawih.

Baca Juga:  Tingkatkan Jumlah Pelatihan di Balai Latihan Kerja Rejoso

“Warga tidak bisa salat tarawih. Di dalam masjid ketinggian airnya sama dengan di rumah saya sekitar 30 sentimeter,” ujarnya.

Memang, air menggenang tak lama. Sekitar satu jam, kemudian sudah berangsur surut. Tapi, warga harus bebersih meskipun waktu menginjak malam. Mereka mengepel rumah dan tempat ibadah.

“Memang nggak lama dan langsung surut. Tapi ya mengganggu. Tolong segera dicarikan solusi,” katanya.

WINONGAN, Radar Bromo – Intensitas banjir di Desa Bandaran, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan makin sering. Seminggu terakhir, empat kali banjir datang. BPBD menyebut, hal ini terjadi karena Badai Herman.

Selama empat kali pula, banjir itu datang menjelang waktu berbuka puasa. Sekitar pukul 17.30. Umumnya itu terjadi setelah hujan deras mengguyur hampir seluruh wilayah Pasuruan sejak siang.

Kasun Gambiran, Desa Bandaran, Ahmad Kusairi mengatakan, sudah empat kali dalam seminggu banjir bah menggenangi permukiman. Ketinggian air bervariasi. Mulai 80 sentimeter hingga 100 sentimeter.

Bukan hanya rumah warga yang tergenang. Tapi, sejumlah tempat ibadah, seperti masjid dan musala. Sehingga, warga tak bisa salat tarawih.

Baca Juga:  Tingkatkan Jumlah Pelatihan di Balai Latihan Kerja Rejoso

“Warga tidak bisa salat tarawih. Di dalam masjid ketinggian airnya sama dengan di rumah saya sekitar 30 sentimeter,” ujarnya.

Memang, air menggenang tak lama. Sekitar satu jam, kemudian sudah berangsur surut. Tapi, warga harus bebersih meskipun waktu menginjak malam. Mereka mengepel rumah dan tempat ibadah.

“Memang nggak lama dan langsung surut. Tapi ya mengganggu. Tolong segera dicarikan solusi,” katanya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru