30 C
Probolinggo
Sunday, May 28, 2023

Dipakai Salat atau Aktivitas, Sarung Tetap Harus Dipisah

SARUNG memang sudah menjadi bagian tradisi dari masyarakat Indonesia. Bukan hanya bagi umat muslim. Mengenakan sarung multifungsi. Namun penggunannya harus dibedakan. Antara saat ibadah atau ketika menjalankan aktivitas lain. 

Harus dibedakan karena penggunaan sarung untuk ibadah, harus bersih dari janis. Pengertian najis sendiri adalah kotoran yang menjijikkan. Tetapi bukan berarti semua yang menjijikan dikategorikan najis.

“Air ludah, sperma, dan ingus. Ini menjijikan tapi tidak najis,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pasuruan Abdullah Sodiq memberi contoh.

Lalu seperti apa najis yang menjijikan? Kotoran yang keluar dari manusia, darah, kencing dan lainnya. Ini dapat membatalkan wudu manusia. 

Begitu juga dengan pakaian, terutama sarung. Memang sarung ciri khas pakaian pesantren yang multifungsi. Bisa digunakan untuk tidur, dipakai untuk jalan-jalan, bahkan bermain sepak bola. 

Baca Juga:  Ada 302 Nelayan di Pasuruan Daftar Asuransi Mandiri

Namun untuk menentukan kesuciannya pakaian tersebut, itu tergantung dari yang mengenakannya. “Memang tidak semua kotoran itu najis. Namun alangkah baiknya, penggunaan sarung untuk salat dan aktivitas lainnya, harus  dipisah,” katanya.

Senada disampaikan Katib PCNU Kota Pasuruan Mundzir Thuhri Am. Dia menjelaskan, selama sarung itu diyakini suci boleh digunakan untuk santai, tidur, kerja, bepergian dan salat.

SARUNG memang sudah menjadi bagian tradisi dari masyarakat Indonesia. Bukan hanya bagi umat muslim. Mengenakan sarung multifungsi. Namun penggunannya harus dibedakan. Antara saat ibadah atau ketika menjalankan aktivitas lain. 

Harus dibedakan karena penggunaan sarung untuk ibadah, harus bersih dari janis. Pengertian najis sendiri adalah kotoran yang menjijikkan. Tetapi bukan berarti semua yang menjijikan dikategorikan najis.

“Air ludah, sperma, dan ingus. Ini menjijikan tapi tidak najis,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pasuruan Abdullah Sodiq memberi contoh.

Lalu seperti apa najis yang menjijikan? Kotoran yang keluar dari manusia, darah, kencing dan lainnya. Ini dapat membatalkan wudu manusia. 

Begitu juga dengan pakaian, terutama sarung. Memang sarung ciri khas pakaian pesantren yang multifungsi. Bisa digunakan untuk tidur, dipakai untuk jalan-jalan, bahkan bermain sepak bola. 

Baca Juga:  Anggarkan Rp 7,6 M untuk 8 Jaringan Irigasi di Kab Pasuruan

Namun untuk menentukan kesuciannya pakaian tersebut, itu tergantung dari yang mengenakannya. “Memang tidak semua kotoran itu najis. Namun alangkah baiknya, penggunaan sarung untuk salat dan aktivitas lainnya, harus  dipisah,” katanya.

Senada disampaikan Katib PCNU Kota Pasuruan Mundzir Thuhri Am. Dia menjelaskan, selama sarung itu diyakini suci boleh digunakan untuk santai, tidur, kerja, bepergian dan salat.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru