GEMPOL, Radar Bromo – Sudah empat bulan Jembatan Ngipik putus. Akses penghubung Desa Sumbersuko, Kecamatan Gempol, menuju Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, itu diterjang air bah pada Maret lalu. Saat ini, warga membuat jembatan bambu. Seadanya.
Jembatan bambu itu dibuat di sebelah reruntuhan jembatan lama. Lebarnya cuma sekitar 1 meter. Panjang 25 meter. Hanya cukup untuk pejalan kaki dan sepeda motor. Bambu dipasang untuk penyangga dan bentangan jembatan. Kayu sebagai lintasannya.
”Daripada memutar terlalu jauh,” kata Sutrisno, warga Dusun Ngipik, Desa Sumbersuko, kepada Jawa Pos Radar Bromo kemarin (27/7).
Menurut dia, warga sangat membutuhkan akses antardesa dan kecamatan tersebut. Namun, jembatan yang ambruk itu belum juga diperbaiki. Juga tidak ada kepastian. Dengan biaya terbatas dan swadaya, mereka membuat sendiri jembatan darurat. Paling tidak pejalan kaki dan pesepeda motor tidak perlu memutar. Tapi, mobil dan truk tidak bisa lewat.
Kades Sumbersuko Saiful Ma’arif mengatakan, jembatan darurat tersebut sementara ini sangat membantu warga. Namun, hanya bisa dimanfaatkan selama musim kemarau. Kalau musim hujan datang, debit air sungai meninggi.
”Arus sungai pasti membesar. Tidak mungkin lagi dilewat,” kata Saiful di kantornya kemarin. (zal/far)