BANGIL, Radar Bromo – Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wonokerto merupakan satu-satunya lokasi pengolahan sampah di Kabupaten Pasuruan. Jika terjadi apa-apa, belum ada tempat alternatif untuk menampung sampah.
”Misalnya ada protes warga yang berimbas penutupan. Atau, kondisi TPA Wonokerto cepat overload,” kata anggota Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan Hatta Rifqi.
Padahal, lanjut dia, produksi sampah yang harus ditampung di TPA Wonokerto, Sukorejo, mencapai sekitar 60 ton setiap hari. Jadi, meski TPA tersebut masih baru dan daya tampungnya masih tinggi, tetap perlu ada TPA alternatif. Dia meminta Pemkab Pasuruan menambah paling tidak satu TPA lagi. Lebih-lebih TPA Kenep sudah tidak difungsikan lagi sebagai TPA. Tempat itu akan digunakan menjadi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Yang paling strategis, lanjut Rifqi, adalah membangun TPA sampah di wilayah timur Kabupaten Pasuruan. Itu akan mendekatkan layanan kepada masyarakat. Penanganan sampah di wilayah timur akan terdukung.
”TPA memang perlu disebar di sejumlah titik. Baik selatan ataupun barat. Tapi, yang perlu dioptimalkan dulu wilayah timur,” sambungnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan Heru Ferianto mengungkapkan, rencana pendirian TPA baru memang perlu. Wacana itu pun pernah dimunculkan DLH. Namun, DLH belum mampu mewujudkannya.
”Keberadaan TPA memang diperlukan. Tapi, anggaran masih jadi kendala,” ujar Heru. (one/far)