PRIGEN, Radar Bromo –Warga Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, dibuat kesal. Puluhan pelajar SMK terlihat berkumpul di Dusun Terongdowo, desa setempat. Pakaiannya dicoret-coret. Kelakuan mereka urakan. Sebagian malah membawa minuman keras. Warga pun melapor ke Mapolsek Prigen.
Saat dilaporkan itu, puluhan pelajar tersebut justru tidak tahu. Mereka masih asyik berpesta. Mabuk-mabukan. Naik motor dan mengegas seenaknya. Konvoi. ”Ada yang sampai mau bentrok dengan warga kampung,” ungkap Kapolsek Prigen AKP Decky Tjahyono Triyoga.
Polsek Prigen pun segera meluncurkan anggotanya. Di lokasi, puluhan remaja itu masih asyik sendiri. Tertawa cekakakan. Mabuk. Seragam abu-abu putih yang mereka kenakan terlihat disemprot cat kaleng. Mereka mengaku sedang merayakan kelulusan dan konvoi dan senang-senang. Mirip lulusan SMA jaman dulu (jadul).
Begitu personel polisi datang, mereka kaget. Tidak sempat pergi. Masih nongkrong di pinggir jalan sampai pukul 15.30-an. Total ada 22 pelajar. Mereka berboncengan naik sebelas sepeda motor. ”Sebagian besar mabuk,” ucap Decky.
Karena sedang teler itulah, ada yang sempat membuat kisruh dan ribut dengan warga sekitar. Sore-sore masih berkeliaran di jalanan. Polisi pun menggiring mereka ke Mapolsek Prigen. Semuanya. Di halaman mapolsek, mereka disuruh memarkir sepeda motor, lalu duduk berjongkok. Mendengarkan nasihat dari Kapolsek.
”Pihak sekolah dan orang tua kami panggil. Sebelum pulang, satu per satu membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan seperti itu lagi,” tegas Decky. Semuanya ternyata berasal dari satu sekolah. Salah satu SMK swasta di Pandaan.
Kepala sekolah asal pelajar SMK itu menyayangkan insiden yang dilakukan murid-muridnya sore kemarin. Ujian akhir SMK sudah selesai April lalu. Pengumuman kelulusannya masih lama, baru 3 Juni mendatang. Mereka malah merayakan kelulusan sekarang.
”Tentu kami prihatin dengan adanya kejadian ini,” ungkap sang kepala sekolah, sambil meminta namanya tidak disebutkan. (zal/far)