PANDAAN, Radar Bromo – Hujan deras dan lebat kerap melanda wilayah Probolinggo dan Pasuruan pekan lalu. Namun, intensitas hujan mulai berkurang dalam beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan tiba lebih awal.
”Ada wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal pada April mendatang. Meliputi Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar di Jatim. Termasuk Kabupaten dan Kota Probolinggo dan Pasuruan,” jelas Kepala Stasiun Geofisika Pasuruan Rully Oktavia Hermawan.
Di luar Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Jatim, provinsi lain di Indonesia memasuki musim kemarau pada Mei dan Juni.
”Puncak musim kemarau tahun ini diprediksi terjadi di Agustus dan September,” imbuhnya.
Terkait situasi cuaca seperti ini, jelas Rully, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan institusi terkait serta masyarakat untuk lebih siap. Waspada dan mengantisipasi kemungkinan dampak musim kemarau.
Terutama wilayah yang mengalami sifat musim kemarau di bawah normal. Atau, lebih kering dibandingkan biasanya. Sebab, wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan metrologis, kebakaran hutan, dan lahan. Juga, kekurangan air bersih.
”Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau. Diperkirakan akan jauh lebih kering dari 3 tahun terakhir,” ujarnya. (zal/far)