Nyalakan Lilin-Doa, Bentuk Prihatin Lapan Pasuruan Berhenti Beroperasi
BENTUK DUKUNGAN: Fokalis Jatim bersama civitas BRIN Pasuruan, melakukan aksi menyalakan lilin dan doa bersama di depan kantor BRIN Pasuruan, Desa Carat, Kecamatan Gempol. Inset, Foto bawah: Aktivitas penelitian yang pernah dilakukan di Lapan (Brin). (Foto: Fokalis Jatim for Jawa Pos Radar Bromo)
GEMPOL, Radar Bromo – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Pasuruan yang berubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pasuruan, berhenti beroperasi. Tempat penelitian itu tak lagi buka usai 39 tahun berdiri per 1 Februari lalu. Penutupan itu memunculkan reaksi dari banyak pihak.
TEMPAT BELAJAR: Sejumlah bocah saat mengamati angkasa dengan teleskop. Momen seperti ini bakal tiada lagi karena Lapan Brin sudah ditutup. (Foto: dok Jawa Pos Radar Bromo)
Mereka menyesali keputusan negara yang memutuskan tak lagi meneruskan operasional di tempat tersebut. Sebab tempat ini sejatinya banyak memunculkan bahan penelitian. Sungguh disayangkan jika negara tak lagi punya tempat seperti ini.
Setelah penutupan itu, Sabtu (4/2) malam Forum Komunikasi Astronom Amatir Lintas Jawa Timur (FOKALIS JATIM), bereaksi. Mereka melakukan aksi solidaritas peduli BRIN Pasuruan. Menyalahkan lilin dan doa bersama.
“Kami prihatin dan menyayangkan dengan berhentinya beroperasi BRIN Pasuruan. Selama ini kiprah dan kineranya baik, tapi ternyata malah berhenti beroperasi,” ucap M. Toyib, 30, ketua FOKALIS JATIM asal Surabaya.
Lilin dan doa bersama itu diikuti puluhan anggota FOKALIS JATIM dari berbagai sejumlah komunitas. Mereka berasal dari sejumlah daerah, seperti Surabaya, Pasuruan, Malang, Kediri, Mojokerto, Jombang dan sebagainya. Beberapa orang civitas BRIN Pasuruan, juga tampak datang dan bergabung dalam kegiatan ini.
GEMPOL, Radar Bromo – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Pasuruan yang berubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pasuruan, berhenti beroperasi. Tempat penelitian itu tak lagi buka usai 39 tahun berdiri per 1 Februari lalu. Penutupan itu memunculkan reaksi dari banyak pihak.
TEMPAT BELAJAR: Sejumlah bocah saat mengamati angkasa dengan teleskop. Momen seperti ini bakal tiada lagi karena Lapan Brin sudah ditutup. (Foto: dok Jawa Pos Radar Bromo)
Mereka menyesali keputusan negara yang memutuskan tak lagi meneruskan operasional di tempat tersebut. Sebab tempat ini sejatinya banyak memunculkan bahan penelitian. Sungguh disayangkan jika negara tak lagi punya tempat seperti ini.
Setelah penutupan itu, Sabtu (4/2) malam Forum Komunikasi Astronom Amatir Lintas Jawa Timur (FOKALIS JATIM), bereaksi. Mereka melakukan aksi solidaritas peduli BRIN Pasuruan. Menyalahkan lilin dan doa bersama.
“Kami prihatin dan menyayangkan dengan berhentinya beroperasi BRIN Pasuruan. Selama ini kiprah dan kineranya baik, tapi ternyata malah berhenti beroperasi,” ucap M. Toyib, 30, ketua FOKALIS JATIM asal Surabaya.
Lilin dan doa bersama itu diikuti puluhan anggota FOKALIS JATIM dari berbagai sejumlah komunitas. Mereka berasal dari sejumlah daerah, seperti Surabaya, Pasuruan, Malang, Kediri, Mojokerto, Jombang dan sebagainya. Beberapa orang civitas BRIN Pasuruan, juga tampak datang dan bergabung dalam kegiatan ini.