27 C
Probolinggo
Tuesday, March 21, 2023

Pamit Nonton Bola Terakhir, Aremania Purwosari Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan

PURWOSARI, Radar Bromo Tragedi di stadion Kanjuruhan, Sabtu malam (1/10) merenggut banyak korban jiwa. Salah satunya, Agus Riansyah Pratama Putra, 20 asal Kelurahan/ Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

Rian –sapaan akrabnya- jadi salah satu korban meninggal dalam kerusuhan pascapertandingan Arema melawan Persebaya itu. Jenazahnya dimakamkan Minggu (2/10).

Kepergian Rian untuk selamanya membawa duka mendalam bagi keluarganya. Sang ibu, Rini Hanifa tak kuasa meneteskan air mata saat ditemui Jawa Pos Radar Bromo.

“Anak saya Rian berangkat nonton sepak bola di Kanjuruhan malam dalam keadaan sehat. Eh, pulang-pulangnya sudah meninggal. Saya sama sekali tidak menyangka. Sedih sekali,” kata Hanifa, ibu korban.

Rian merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Sebelum sang anak pamitan menonton bola, sang ibu mengaku sudah punya firasat tak enak.

Baca Juga:  Bersihkan Drainase untuk Antisipasi Luapan Air ke Jalan Tol Mapan

“Biasanya panggil ibu, kemarin kok tiba-tiba panggil mamak. Terus, semua sepatu miliknya diusung ke rumah dari rumah neneknya di Martopuro. Ia lalu berangkat nonton sepak bola ke Malang pakai (sepatu) punya adiknya,” cerita sang ibu sambil meneteskan air mata.

Saat menonton bola itu, Rian sejatinya berencana mengajak adik laki-lakinya yang masih duduk di bangku sekolah. Namun, oleh sang ibu dilarang.

PURWOSARI, Radar Bromo Tragedi di stadion Kanjuruhan, Sabtu malam (1/10) merenggut banyak korban jiwa. Salah satunya, Agus Riansyah Pratama Putra, 20 asal Kelurahan/ Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

Rian –sapaan akrabnya- jadi salah satu korban meninggal dalam kerusuhan pascapertandingan Arema melawan Persebaya itu. Jenazahnya dimakamkan Minggu (2/10).

Kepergian Rian untuk selamanya membawa duka mendalam bagi keluarganya. Sang ibu, Rini Hanifa tak kuasa meneteskan air mata saat ditemui Jawa Pos Radar Bromo.

“Anak saya Rian berangkat nonton sepak bola di Kanjuruhan malam dalam keadaan sehat. Eh, pulang-pulangnya sudah meninggal. Saya sama sekali tidak menyangka. Sedih sekali,” kata Hanifa, ibu korban.

Rian merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Sebelum sang anak pamitan menonton bola, sang ibu mengaku sudah punya firasat tak enak.

Baca Juga:  Tahun Ini Nihil Bangun Sekat Bakar di Kawasan Welirang-Arjuno

“Biasanya panggil ibu, kemarin kok tiba-tiba panggil mamak. Terus, semua sepatu miliknya diusung ke rumah dari rumah neneknya di Martopuro. Ia lalu berangkat nonton sepak bola ke Malang pakai (sepatu) punya adiknya,” cerita sang ibu sambil meneteskan air mata.

Saat menonton bola itu, Rian sejatinya berencana mengajak adik laki-lakinya yang masih duduk di bangku sekolah. Namun, oleh sang ibu dilarang.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru