24.2 C
Probolinggo
Tuesday, March 21, 2023

Alokasi Pupuk Subsidi Jenis Urea dan NPK Sisa Sedikit

DRINGU, Radar Bromo – Kebutuhan pupuk bagi petani menjadi hal utama dalam mengelola lahan pertanian. Pemerintah telah memberlakukan pupuk bersubsidi hanya untuk jenis urea dan NPK. Sampai September penyaluran cukup banyak. Dari alokasi yang ada, jenis pupuk urea tersisa 11.895,14 ton dan NPK tersisa 4.974,49 ton.

Karenanya ketersediaan pupuk menjadi perhatian Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. Khususnya saat alokasi pupuk bersubsidi telah menipis. Kebutuhan pupuk yang telah tersedia diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan pupuk selama satu tahun. Sayangnya kebutuhan pupuk yang digunakan oleh petani kadang berlebihan. Sehingga berpengaruh pada alokasi pupuk.

“Selain luas lahan, mayoritas petani masih percaya jika penggunaan pupuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian. Sehingga mempengaruhi penggunaan pupuk,” kata Staf Fungsional Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Suparlan.

Baca Juga:  Aturan Baru soal Pupuk Subsidi Bingungkan Petani di Kab Probolinggo

Ia menjelaskan jika serapan pupuk bersubsidi saat ini cukup banyak. Dari data penyaluran pupuk yang dihimpun Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo sampai September, rinciannya urea dari alokasi 39.010 ton, tersalurkan 27.114,86 ton, sisa alokasi 11.895,14 ton. Persentase penyaluran 69,51 persen.

Sementara itu jenis pupuk NPK dari alokasi 21.501 ton, tersalurkan 16.526,51 ton, sisa alokasi 4.974,49 ton. Persentase penyaluran 76,86 persen. “Hanya ada dua jenis pupuk yang bersubsidi. Saat ini pupuk urea sisa alokasi 30,49 persen dan NPK sisa alokasi 23,14 persen,” ucapnya. Sehingga tersisa sedikit.

Tingginya peminat pupuk bersubsidi ditengarai karena petani lebih percaya pupuk jenis ini. Sayangnya saat ini, dua pupuk tersebut hanya untuk sembilan komoditas tanaman yang mempunyai inflasi tinggi. Di antaranya padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kakao dan kopi.

Baca Juga:  Beli Pupuk Subsidi Rp 190 Ribu/Kg Dijual Rp 225 Ribu, Warga Tutur Ditangkap

DRINGU, Radar Bromo – Kebutuhan pupuk bagi petani menjadi hal utama dalam mengelola lahan pertanian. Pemerintah telah memberlakukan pupuk bersubsidi hanya untuk jenis urea dan NPK. Sampai September penyaluran cukup banyak. Dari alokasi yang ada, jenis pupuk urea tersisa 11.895,14 ton dan NPK tersisa 4.974,49 ton.

Karenanya ketersediaan pupuk menjadi perhatian Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. Khususnya saat alokasi pupuk bersubsidi telah menipis. Kebutuhan pupuk yang telah tersedia diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan pupuk selama satu tahun. Sayangnya kebutuhan pupuk yang digunakan oleh petani kadang berlebihan. Sehingga berpengaruh pada alokasi pupuk.

“Selain luas lahan, mayoritas petani masih percaya jika penggunaan pupuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian. Sehingga mempengaruhi penggunaan pupuk,” kata Staf Fungsional Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Suparlan.

Baca Juga:  Pupuk Organik Kurang Diminati Petani, Alasannya Ini

Ia menjelaskan jika serapan pupuk bersubsidi saat ini cukup banyak. Dari data penyaluran pupuk yang dihimpun Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo sampai September, rinciannya urea dari alokasi 39.010 ton, tersalurkan 27.114,86 ton, sisa alokasi 11.895,14 ton. Persentase penyaluran 69,51 persen.

Sementara itu jenis pupuk NPK dari alokasi 21.501 ton, tersalurkan 16.526,51 ton, sisa alokasi 4.974,49 ton. Persentase penyaluran 76,86 persen. “Hanya ada dua jenis pupuk yang bersubsidi. Saat ini pupuk urea sisa alokasi 30,49 persen dan NPK sisa alokasi 23,14 persen,” ucapnya. Sehingga tersisa sedikit.

Tingginya peminat pupuk bersubsidi ditengarai karena petani lebih percaya pupuk jenis ini. Sayangnya saat ini, dua pupuk tersebut hanya untuk sembilan komoditas tanaman yang mempunyai inflasi tinggi. Di antaranya padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kakao dan kopi.

Baca Juga:  Ada 490 TPS di Pilkades Serentak Tahap Pertama Nanti

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru