28.5 C
Probolinggo
Monday, May 29, 2023

Banjir Rob Juga Ancam Produksi Puluhan Hektare Garam

KRAKSAAN, Radar Bromo- Banjir rob yang terjadi di Kabupaten Probolinggo pada Kamis (27/5) siang juga merendam hektaran lahan garam milik petani. Banjir mengancam produktivitas lahan petani garam tempat. Total sekitar 20 hektare lahan garam terendam.

“Alhamdulillah untuk lahan milik saya tidak sampai. Kalau daerah seperti di Dusun Bong dan Krajan itu terendam. Namun begitu tetap was-was sebab banjir masih mengancam,” ujar Suparyono salah satu petani garam asal Kalibuntu.

Alan, perangkat Desa Kalibuntu mengatakan, ada beberapa wilayah yang tidak terendam banjir rob di desanya. Yakni, Dusun Gilin, Landangan, dan Durian. Ketiga Dusun tersebut adalah lokasi terbanyak lahan garam milik petani.

“Lahan garam milik mertua saya ada di Dusun Bong, terendam keseluruhan,” kata Alan.  Dia menambahkan, lahan garam milik mertuanya tersebut memiliki luas sekitar 4 hektare. Beruntung, menurut Alan, saat banjir rob terjadi, di lahan sedang tidak ada produksi garam.

Baca Juga:  Polres Probolinggo Tangani Tujuh Kasus Asusila Dalam Dua Bulan

“Setiap tahun memang produksi dilakukan setelah banjir rob. Maka beruntung banjir rob yang merendam tidak pada saat produksi. Kalau kerugian tetap ada. Sebab pada lahan garam petakannya harus kembali ditinggikan, karena hilang diterjang banjir,” ujarnya.

Banjir rob juga merendam lahan pertanian milik warga Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan. Nurul Huda 34, salah satu petani garam di Desa Sukokerto mengatakan, sekitar satu hektare lahan garam tidak dapat berproduksi lantaran terendam banjir rob.

BALAI DESA: Banjir juga menggenangi kawasan depan kantor Balai Desa Kalibuntu. (Foto: Agus Faiz Musleh/Jawa Pos Radar Bromo)

Dengan adanya kejadian banjir rob, petani garam harus memulai pekerjaan produksi garam dari awal lagi.  “Harus menembel tanggul yang jebol pada petak lahan garam. Jadi harus dari awal lagi,” ujarnya.

Baca Juga:  Curi Laptop lalu Dijual lewat FB, Pemuda asal Bulang Diciduk

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Probolinggo, Dedy Isfandi mengatakan, jauh hari pihaknya meminta kepada para petani garam untuk melakukan peninggian tanggul di sekitar petak lahan garam. “Ada yang melakukan dan tidak. Tanggul yang sudah tinggi juga mengalami penurunan sehingga air bisa masuk ke lahan garam petani,” ujarnya.

Hingga saat ini pihaknya masih belum bisa memastikan berapa luas lahan garam yang terdampak milik petani setempat. “Kami belum identifikasi,” ujarnya. (mu/fun)

KRAKSAAN, Radar Bromo- Banjir rob yang terjadi di Kabupaten Probolinggo pada Kamis (27/5) siang juga merendam hektaran lahan garam milik petani. Banjir mengancam produktivitas lahan petani garam tempat. Total sekitar 20 hektare lahan garam terendam.

“Alhamdulillah untuk lahan milik saya tidak sampai. Kalau daerah seperti di Dusun Bong dan Krajan itu terendam. Namun begitu tetap was-was sebab banjir masih mengancam,” ujar Suparyono salah satu petani garam asal Kalibuntu.

Alan, perangkat Desa Kalibuntu mengatakan, ada beberapa wilayah yang tidak terendam banjir rob di desanya. Yakni, Dusun Gilin, Landangan, dan Durian. Ketiga Dusun tersebut adalah lokasi terbanyak lahan garam milik petani.

“Lahan garam milik mertua saya ada di Dusun Bong, terendam keseluruhan,” kata Alan.  Dia menambahkan, lahan garam milik mertuanya tersebut memiliki luas sekitar 4 hektare. Beruntung, menurut Alan, saat banjir rob terjadi, di lahan sedang tidak ada produksi garam.

Baca Juga:  Duh, Sarana Olahraga di Kab Probolinggo Semakin Berkurang

“Setiap tahun memang produksi dilakukan setelah banjir rob. Maka beruntung banjir rob yang merendam tidak pada saat produksi. Kalau kerugian tetap ada. Sebab pada lahan garam petakannya harus kembali ditinggikan, karena hilang diterjang banjir,” ujarnya.

Banjir rob juga merendam lahan pertanian milik warga Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan. Nurul Huda 34, salah satu petani garam di Desa Sukokerto mengatakan, sekitar satu hektare lahan garam tidak dapat berproduksi lantaran terendam banjir rob.

BALAI DESA: Banjir juga menggenangi kawasan depan kantor Balai Desa Kalibuntu. (Foto: Agus Faiz Musleh/Jawa Pos Radar Bromo)

Dengan adanya kejadian banjir rob, petani garam harus memulai pekerjaan produksi garam dari awal lagi.  “Harus menembel tanggul yang jebol pada petak lahan garam. Jadi harus dari awal lagi,” ujarnya.

Baca Juga:  Penanganan Pascabanjir Dringu Masih Belum Tuntas

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Probolinggo, Dedy Isfandi mengatakan, jauh hari pihaknya meminta kepada para petani garam untuk melakukan peninggian tanggul di sekitar petak lahan garam. “Ada yang melakukan dan tidak. Tanggul yang sudah tinggi juga mengalami penurunan sehingga air bisa masuk ke lahan garam petani,” ujarnya.

Hingga saat ini pihaknya masih belum bisa memastikan berapa luas lahan garam yang terdampak milik petani setempat. “Kami belum identifikasi,” ujarnya. (mu/fun)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru