DRINGU, Radar Bromo – Ketersediaan pupuk untuk petani menjadi perhatian serius Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo. Sampai dengan Februari, tiga jenis pupuk bersubsidi ini paling tinggi realisasinya di antara beberapa jenis pupuk lain.
Kabid Sarana dan Prasarana Kabupaten Probolinggo Bambang Suprayitno melalui stafnya, Suparlan mengatakan, jenis komoditas pertanian yang ditanam menjadi faktor penting pemakaian pupuk oleh petani. Sebab, petani ingin mendapatkan keuntungan yang tinggi. Tujuan tersebut akan tercapai jika kualitas dan kuantitas panen bagus.
”Pupuk diberikan pada tanaman agar hasilnya bagus. Dengan penggunaan pupuk yang tepat, hal itu bisa dilakukan,” katanya.
DKPP mencatat, hingga Februari ini, tiga jenis pupuk memiliki realisasi yang cukup tinggi. Di antaranya, alokasi pupuk urea tahun ini mencapai 33.890 ton dan telah terealisasi 6.821,13 ton atau 20,13 persen. Kemudian, jenis pupuk NPK dengan alokasi 21.703 ton dan telah terealisasi 2.625,52 ton (12,10 persen). Lalu, jenis pupuk ZA dengan alokasi mencapai 19.515 ton dan telah terealisasi 1.719,24 ton (8,81 persen).
”Tiga pupuk tersebut lebih dominan karena dipercaya untuk cocok tanam dan hasilnya bagus,” ujarnya.
Suparlan menambahkan, tiga jenis pupuk tersebut memang mengalami permintaan tinggi. Bukan beberapa bulan ini saja. Pada tahun-tahun sebelumnya, tiga pupuk tersebut juga lebih cepat habis dibandingkan dengan pupuk bersubsidi lain.