DRINGU, Radar Bromo– Pendataan keluarga terus dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Probolinggo. Lantaran masih ada kendala yang memperlambat entri, penyelesaian data ditarget selesai akhir bulan.
Kepala DPPKB Kabupaten Probolinggo, Anang Budi Yoelijanto menuturkan, kendala terjadi lantaran terjadi beberapa kali perubahan aplikasi dari pusat. Sehingga perlu ada penyesuaian sekaligus mempelajari kembali aplikasi terbaru.
Mulanya pendataan aplikasi memakai versi 2.2.0. Hingga terakhir memakai versi 2.2.7. Upgrade aplikasi ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari aplikasi. “Ada pembaharuan aplikasi, dan tentunya perlu ada penyesuaian lagi. Ini yang sedikit menghambat kinerja,” katanya.
Tiap perubahan aplikasi yang telah dilakukan, tidak diperbolehkan melakukan entri data lagi 2 hingga 3 hari. Hingga aplikasi tersebut mulai berjalan dengan baik. Barulah proses entri data dapat dilakukan lagi. Kondisi seperti ini menghambat kecepatan petugas lapangan dalam melakukan entri data. Sebelumnya, petugas berencana merampungkan proses entri data sebelum akhir bulan. Namun belum memungkinkan karena sistem.
“Kami sudah berupaya secara maksimal. Tapi jika kondisi sistem belum memungkinkan, akhirnya sedikit lambat,” ungkapnya.
Pendataan keluarga telah dilakukan sejak awal April lalu. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh data valid keluarga. Nantinya data yang telah masuk akan dijadikan dasar penentuan kebijakan utamanya di bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
“Tentunya pendataan dilakukan agar tertib administrasi. Setelah data terkumpul dan tersimpan dapat dijadikan salah satu penyusunan kebijakan,” bebernya. (ar/fun)
DRINGU, Radar Bromo– Pendataan keluarga terus dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Probolinggo. Lantaran masih ada kendala yang memperlambat entri, penyelesaian data ditarget selesai akhir bulan.
Kepala DPPKB Kabupaten Probolinggo, Anang Budi Yoelijanto menuturkan, kendala terjadi lantaran terjadi beberapa kali perubahan aplikasi dari pusat. Sehingga perlu ada penyesuaian sekaligus mempelajari kembali aplikasi terbaru.
Mulanya pendataan aplikasi memakai versi 2.2.0. Hingga terakhir memakai versi 2.2.7. Upgrade aplikasi ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari aplikasi. “Ada pembaharuan aplikasi, dan tentunya perlu ada penyesuaian lagi. Ini yang sedikit menghambat kinerja,” katanya.
Tiap perubahan aplikasi yang telah dilakukan, tidak diperbolehkan melakukan entri data lagi 2 hingga 3 hari. Hingga aplikasi tersebut mulai berjalan dengan baik. Barulah proses entri data dapat dilakukan lagi. Kondisi seperti ini menghambat kecepatan petugas lapangan dalam melakukan entri data. Sebelumnya, petugas berencana merampungkan proses entri data sebelum akhir bulan. Namun belum memungkinkan karena sistem.
“Kami sudah berupaya secara maksimal. Tapi jika kondisi sistem belum memungkinkan, akhirnya sedikit lambat,” ungkapnya.
Pendataan keluarga telah dilakukan sejak awal April lalu. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh data valid keluarga. Nantinya data yang telah masuk akan dijadikan dasar penentuan kebijakan utamanya di bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
“Tentunya pendataan dilakukan agar tertib administrasi. Setelah data terkumpul dan tersimpan dapat dijadikan salah satu penyusunan kebijakan,” bebernya. (ar/fun)
