KRAKSAAN, Radar Bromo – Kemiskinan ekstrem di Kabupaten Probolinggo, masih perlu mendapat perhatian. Tahun kemarin tercatat ada 3,18 persen atau setara dengan 37.740 jiwa.
Namun, Pemkab Probolinggo, optimistis tahun depan dapat mengentaskan permasalahan ini. “Bila kita perhatikan, berdasar analisa kinerja persentase penurunan dalam kurun waktu tiga tahun dari tahun 2020-2022, sudah menunjukkan tren turun secara signifikan. Rata-rata penurunan sebesar 2,19 persen,” ujar Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto.
Ia menyebutkan, bila tren ini dapat terus menurun atau bisa stabil, pihaknya optimistis dapat menuntaskan zero persen kemiskinan ekstrem. “Artinya, apabila tren penurunan ini stabil dan mampu kami pertahankan, tentu target nasional kemiskinan ekstrem 0 persen di tahun 2024 dapat tercapai,” jelasnya.
Katanya, kemiskinan ekstrem benar-benar menjadi perhatian utama. Mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, bahkan sampai ke desa.
Arahan Presiden, kata Ugas, mulai gencar sejak 2021. Serta, menetapkan target nasional kemiskinan ekstrem 0 persen. Ada tiga point besar yang menjadi perhatian presiden dalam pegentasan kemiskiranan ekstrem.
Pertama, percepatan perhapusan kemiskinan ekstrem harus dilaksanakan secara integrasi melalui kolaborasi intervensi. Kedua, pastikan intervensi di sektor kesehatan, pendidikan, dan air bersih. Ketiga, pertajam basis data untuk ketepatan sasaran bantuan.
“Kemudian, ada juga libatkan sektor swasta yang berperan sebagai offtaker produk dari kelompok masyarakat miskin ekstrem,” jelasnya. (mu/rud)