PROBOLINGGO, Radar Bromo – Kendati masih turun hujan dengan intensitas rendah, di Kabupaten Probolinggo sejatinya telah masuk pada musim kemarau. Pemantauan wilayah terdampak kekeringan dilakukan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memprediksikan daerah terdampak kekeringan tahun ini tidak mengalami perubahan.
Sejauh ini BPBD masih mewaspadai 8 wilayah yang menjadi titik rawan terdampak kekeringan. Yakni Kecamatan Tegalsiwalan, Tongas, Bantaran, Wonomerto, Banyuanyar, Kuripan, Lumbang, dan Besuk. Hal ini dasarkan data pengiriman air bersih yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
“Sebenarnya ada 16 kecamatan masuk pada indeks bahaya kekeringan. Namun yang kami waspadai hanya separonya. Kemarau tahun ini kemungkinan daerah tersebut akan terdampak,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik Sugeng Suprisayoga.
Hal ini memiliki alasan mendasar, sebab beberapa desa dari 8 kecamatan tersebut kerap berkirim surat meminta untuk dilakukan dropping air bersih. Sehingga permintaan yang telah diterima oleh BPBD akan ditindaklanjuti.
“Per-tahun kami sudah punya data wilayah terdampak kekeringan. Sehingga saat ada permintaan air bersih dari wilayah yang telah terdata, akan dilakukan sesegera mungkin,” tandasnya.
Semantara itu 8 kecamatan lain yang masuk indeks bahaya kekeringan yakni Kecamatan Kuripan, Leces, Tiris, Krucil, Gading, Paiton, Kraksaan, dan Sumberasih tetap diwaspadai. Sebab ada beberapa desa yang meminta untuk dilakukan pengiriman air namun jumlahnya tidak banyak.
Yoga menambahkan, potensi kekeringan bisa terjadi seluruh wilayah Kabupaten Probolinggo. Oleh karena itu BPBD terus bersiaga dan waspada jika terdapat wilayah baru yang terdampak kekeringan.
“Kemarau yang berkepanjangan tentu dapat mengakibatkan kekeringan. Tentunya kami berharap dampak kekeringan tidak meluas,” katanya. (ar/fun)