KRAKSAAN, Radar Bromo – Dua sistem resi gudang (SRG) di Kabupaten Probolinggo tercatat ikut masuk menjadi transaksi terbesar di Indonesia. Hal itu terbukti pada 2022 lalu, transaksi yang dikakukan mencapai Rp 14,5 miliar.
Angka tersebut cukup fantastis, setelah sekitar dua tahun belakangan SRG sempat tak beroperasi lantaran sejumlah hal. Jumlah transaksi tersebut, terhitung dari dua RSG. Rinciannya, transaksi SRG Alassumur sebesar Rp 9,6 miliar dan transaksi SRG Klenang sebesar Rp 4,9 miliar.
“Apabila ditotal dari kedua gudang, kami berada di urutan ke dua (transaksi terbesar se-Indonesia, red). Namun terhitungnya, satu-satu gudang. Jadi kita ada di urutan ke 4 dan ke 6,” kata Prabowo, pengelola SRG Alassumur Kulon.
Nomor urut tersebut sesuai dengan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti). Peringkat pertama dalam transaksi SRG dipegang SRG Grobogan Jawa Tengah, dengan jumlah transaksi Rp 30,4 miliar, kedua SRG Wonogiri dengan transaksi Rp 14,1 miliar, ketiga SRG Subang dengan Rp 12.8 miliar. Nah, SRG Alassumur berada di urutan ke 4.
Jumlah transaksi yang diperoleh, diungkap prabowo, didapat dari pasokan komoditi gabah kering giling (GKG) yang dilakukan di SRG oleh para petani. Tercatat selama 2022, sebanyak 1.200 ton GKG yang ditampung di RSG Alassumur. Sementara itu sebanyak 400 ton di gudang SRG Klenang.
Sejatinya, perolehan transaksi yang terhitung setahun itu belum genap. Perolehan itu terhitung tujuh bulan sejak dirinya mendapat amanah pada Mei 2022 tahun lalu. “Rata-rata, komoditi yang dikirimkan ke gudang berasal dari petani perseorangan, kelompok tani, dan UMKM,” bebernya.