KRAKSAAN, Radar Bromo – Penyakit kencing tikus atau Leptospirosis perlu diwaspadai. Sampai awal Maret saja, ditemukan tiga kasus dengan dua orang penderita meninggal dunia di Kabupaten Probolinggo.
Angka tersebut menjadi penyumbang kasus Leptospirosis di Jawa Timur. Dinkes Jatim mencatat, sepanjang Januari–Maret tahun ini ditemukan 249 kasus Leptospirosis di tujuh Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Terbanyak di Pacitan ada 204 kasus. Selebihnya, tersebar di Kabupaten dan Kota Probolinggo, Gersik, Lumajang, Tulungagung, dan Sampang.
Dengan cukup tingginya kasus tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Prawansa mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang kewaspadaan Leptospirosis ke seluruh daerah. Meski begitu, kasus ini belum menjadi kejadian luar biasa (KLB).
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Mudjoko mengatakan, penting meningkatkan deteksi dini pada penyakit ini. Bila ada ketepatan dan kecepatan deteksi dini, maka kasus ini akan bisa terkendali.
“Kasus-kasus Lepto (Leptospirosis) jika kita ikuti, gejala-gejala awalnya sudah ada. gereges dan panas. Di situlah ketepatan petugas di lapangan (petugas kesehatan) untuk mendeteksi dengan tepat dan cepat. Sehingga, dapat dilakukan pemeriksaan lebih detail,” katanya, Selasa (7/3).
Deteksi dini membuat penanganan bisa tepat. Sehingga, penyakit dapat terkendali.
Adapun pada kasus meninggal, terjadi lantaran kurangnya kecepatan dan ketepatan dalam melakukan deteksi dini. Sehingga, terjadi keparahan pada pasien.