PAITON, Radar Bromo – Sejumlah petani di Desa Petunjungan, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, emosi. Senin (31/8), mereka mencabut dan membakar tembakau siap dijual. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap murahnya harga tembakau dan tidak kunjung beroperasinya gudang tembakau.
Sebelum memulai aksi pembakaran, sekitar pukul 14.30, para petani menebang tanaman tembakau di sawahnya. Setelah itu dikumpulkan, kemudian dibakar. Bukan hanya yang masih hijau, mereka juga membakar tembakau yang sudah dirajang.
Salah seorang petani, Fadhol mengaku kecewa karena harga tembakau sangat murah. Selain itu, sampai kemarin gudang tempat penjualan tembakau belum ada yang buka. “Petani kecewa. Harganya murah dan gudangnya masih tutup,” ujarnya.
Menurutnya, petani seperti memakan buah simalakama. Jika tidak dipanen, tembakau akan rusak. Ketika dipanen, tidak punya tempat penyimpanan. Karena ketika hendak dijual tidak ada yang mau membeli. Karenanya, potensi kerugiannya semakin tampak jelas. Apalagi, biaya menanam tembakau cukup besar. “Biayanya besar sekali. Gudang masih tutup. Mau ke mana petani kalau seperti ini,” ujarnya.
Hal senada diutarakan Tahiruddin. Menurutnya, pada periode pertama panen tembakau, kerugiannya sudah tampak. Biaya tanam begitu besar, sedangkan harga jualnya sangat rendah. “Antara modal dan penghasilan lebih berat modalnya,” ujarnya.
Pihaknya berharap pihak gudang bisa segera membuka gudang. Sehingga, petani bisa segera menjual tembakaunya. “Saya atas nama petani berharap pemerintah segera mengambil kebijakan dan kepastian pada gudang tembakau,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Mudzakir mengatakan, dengan ditutupnya gudang tembakau, pihaknya akan mendatangi kantor DPRD Kabupaten Probolinggo. “Kami segera datangi kantor dewan sebagai wakil rakyat agar mampu membuka gudang tembakau di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo Taufik Alami mengaku akan berupaya mencarikan solusi bagi para petani. Sehingga, perdagangan tembakau bisa normal dan tidak memberatkan kepara petani. “Kami akan cari permasalahannya. Setelah itu akan kami analisis dan carikan solusi,” janjinya. (sid/rud)