25.3 C
Probolinggo
Thursday, June 8, 2023

Martabak Jadul Tetap Mantul, Banyak Diburu untuk Takjil

BANGIL, Radar Bromo–Ramadan menjadi berkah bagi banyak orang. Tak terkecuali bagi pedagang aneka makanan. Seperti jajanan jadul (zaman dulu) nan legendaris martabak mihun yang ada di Bangil ini.

Jajanan ini laris manis. Sampai-sampai membuat pedagangnya kewalahan. Bahkan, pedagang martabak legend dadakan ini pun bermunculan.

Martabak mihun tersebut memang menjadi jajanan khas di Bangil. Bahan baku utamanya, telur, mihun bercampur wortel. Sebagian juga ada campuran kulit. Rasanya mantul. Alias mantap betul. Apalagi dicocol petis dan ditambah ngeremus lombok. Maknyus.

Salah satu pedagang martabak legend Bangil adalah Asfiah, 45, warga Kauman, Kecamatan Bangil. Sudah puluhan tahun lamanya, ia berjualan martabak mihun. Selama itu pula, hampir setiap harinya, dagangannya laris manis diburu pembeli.

Baca Juga:  Palang Pintu di Perlintasan KA di Yonkav Bisa Dipasang Tahun Depan

Apalagi, ketika momen Ramadan seperti sekarang. Penjualannya meningkat hingga lipat dua. Ia pun sampai kewalahan melayani pembeli. “Pesanan banyak. Sejak menjelang magrib, sudah dikerubungi pembeli,” ungkap dia.

Permintaan martabak legend tersebut menanjak saat Ramadan, karena kebanyakan untuk dimanfaatkan sebagai takjil. Selain itu, juga untuk jajanan saat tadarusan. Hal ini yang membuat pesanan berdatangan.

Hal senada juga dirasakan Asmania, 43, warga Kauman, Kecamatan Bangil. Menurut Asmania, harga martabak mihun yang murah, menjadi daya tarik tersendiri oleh pembeli. Apalagi, dari segi rasa. Cukup menggoyang di lidah. Membuat pembeli ingin balik lagi. “Harganya cukup murah. Lima ribu, dapat empat biji,” akunya.

BANGIL, Radar Bromo–Ramadan menjadi berkah bagi banyak orang. Tak terkecuali bagi pedagang aneka makanan. Seperti jajanan jadul (zaman dulu) nan legendaris martabak mihun yang ada di Bangil ini.

Jajanan ini laris manis. Sampai-sampai membuat pedagangnya kewalahan. Bahkan, pedagang martabak legend dadakan ini pun bermunculan.

Martabak mihun tersebut memang menjadi jajanan khas di Bangil. Bahan baku utamanya, telur, mihun bercampur wortel. Sebagian juga ada campuran kulit. Rasanya mantul. Alias mantap betul. Apalagi dicocol petis dan ditambah ngeremus lombok. Maknyus.

Salah satu pedagang martabak legend Bangil adalah Asfiah, 45, warga Kauman, Kecamatan Bangil. Sudah puluhan tahun lamanya, ia berjualan martabak mihun. Selama itu pula, hampir setiap harinya, dagangannya laris manis diburu pembeli.

Baca Juga:  Jumlah Pabrik Rokok yang Berproduksi Menurun, Tapi Bea Cukai Tetap Yakin Capai Target

Apalagi, ketika momen Ramadan seperti sekarang. Penjualannya meningkat hingga lipat dua. Ia pun sampai kewalahan melayani pembeli. “Pesanan banyak. Sejak menjelang magrib, sudah dikerubungi pembeli,” ungkap dia.

Permintaan martabak legend tersebut menanjak saat Ramadan, karena kebanyakan untuk dimanfaatkan sebagai takjil. Selain itu, juga untuk jajanan saat tadarusan. Hal ini yang membuat pesanan berdatangan.

Hal senada juga dirasakan Asmania, 43, warga Kauman, Kecamatan Bangil. Menurut Asmania, harga martabak mihun yang murah, menjadi daya tarik tersendiri oleh pembeli. Apalagi, dari segi rasa. Cukup menggoyang di lidah. Membuat pembeli ingin balik lagi. “Harganya cukup murah. Lima ribu, dapat empat biji,” akunya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru