BANGIL, Radar Bromo – Penolakan terhadap rencana transformasi SMAN 1 Bangil menjadi SMAN Taruna Madani Jawa Timur terus meluas. Ribuan masyarakat Bangil mendukung petisi menolak transformasi itu.
Sebagai bentuk dukungan, Minggu (9/1) di pendapa Alun-alun Bangil mereka menandatangani petisi di kain putih. Bambang Sutrisno, salah satu warga Bangil yang ikut bertanda tangan mengaku, dirinya bergabung sebagai bentuk penolakan atas perubahan SMAN 1 Bangil menjadi SMAN 1 Taruna Madani. Mantan guru SMAN 1 Bangil itu mengatakan, perubahan tersebut akan menjadi masalah bagi pelajar Bangil yang mengidam-idamkan masuk ke SMAN 1 Bangil.
Penyebabnya bukan hanya masalah kuota yang semakin terbatas. Yang lebih dominan yaitu biaya yang mahal untuk sekolah di SMAN Taruna Madani. Biaya yang mahal tentu akan menyusakan orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya di sekolah itu.
Saat masuk, calon siswa harus membayar Rp 17,5 juta. Dana itu untuk membayar seragam dan biaya masuk. Belum lagi untuk biaya bulanan yang besarnya Rp 2,5 juta.
“Biaya segitu jelas akan sangat memberatkan para orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya di SMA Negeri Taruna Madani tersebut,” tuturnya.
Dengan kondisi itu, menurut Bambang, bisa dipastikan sekolah tersebut hanya bisa diisi kalangan berduit. Mereka yang tak punya kemampuan finansial memadai, jangan bermimpi bisa sekolah di SMAN 1 Taruna Madani.