BEJI, Radar Bromo – Kondisi Sungai Wrati di Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, sangat memprihatinkan. Tumpukan sampah bercampur tanaman dan tanah membuat sungai setempat seolah berubah menjadi jalan.
Bahkan, sungai Wrati bisa dilewati untuk jalan-jalan hingga bersepeda. Sabtu (6/2) misalnya, beberapa pesepeda tampak asik melintas di atas sungai Wrati yang dipadati tanah bercampur sampah.
Sementara dari pantauan Jawa Pos Radar Bromo, bagian atas sungai ditumbuhi banyak tanaman. Bukan hanya tanaman air, seperti eceng gondok dan kangkung. Tetapi tanaman lainnya, seperti pepaya.
Bagian atas sungai Wrati, juga bisa dilalui orang. Baik untuk jalan-jalan ataupun menggunakan sepeda kayuh. Warga bisa gowes tanpa harus khawatir jatuh ke air.
Kepala Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Rizky Wahyuni menguraikan, kondisi tersebut sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Banyaknya sampah hingga limbah yang dibuang ke Sungai Wrati memicu endapan yang padat.

Kondisi itu, jelas mengkhawatirkan bagi warga sekitar. Terutama, saat musim hujan seperti sekarang. Karena aliran sungai menjadi terhambat. “Risikonya, tentu terhadap warga. Bisa memicu peluang banjir lebih besar,” ujarnya.
Pihaknya sudah berusaha untuk mengatasi kondisi itu. Bahkan, mengerahkan warga untuk bersih-bersih. Namun hal itu tidak bisa dilakukan maksimal. Sebab, endapan yang terjadi panjangnya mencapai kurang lebih 1 km.
“Kami berharap ada penanganan dari instansi terkait. Seharusnya enam bulan sekali dilakukan pembersihan enceng gondok. Supaya tidak sampai terjadi kepadatan seperti sekarang ini,” imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan di Dinas Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan Imam Nurwahyudi menguraikan, sungai setempat sebenarnya masuk kewenangan BBWS Brantas. Dan tim BBWS Brantas juga sudah turun ke lokasi. Bahkan, standby di sungai Wrati untuk melakukan pengerukan.
Hanya saja, pengerukan yang dilakukan secara bertahap. Sebab, sungai tersebut memang panjang. Sehingga, pengerukan tidak bisa dilakukan sekaligus.
“Pengerukan tidak bisa dilakukan sekaligus. Tapi bertahap, seiring tenaga dan alatnya yang terbatas,” urainya. (one/hn/fun)