25.8 C
Probolinggo
Monday, March 27, 2023

Alun-alun Bangil Ditutup, Pedagang Berharap Dibuka

BANGIL, Radar Bromo- Upaya mencegah kerumunan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, terus dilakukan Pemkab Pasuruan. Termasuk dengan menutup kawasan Alun-alun Bangil.

Penutupan Alun-alun Bangil, ditandai dengan pemasangan garis Satpol PP di pintu-pintu masuk kawasan publik tersebut. Kasatpol PP Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana mengatakan, penutupan kawasan Alun-alun Bangil bukan kali pertama. Hal serupa pernah dilakukan sebelumnya.

Penutupan kawasan alun-alun ini menindaklanjuti Surat Edaran (SE) ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan tentang PPKM Darurat. Dalam SE itu, diatur penutupan sementara kawasan publik.

“Kawasan publik di sini, termasuk Alun-alun Bangil ataupun Hutan Kota Kalirejo, yang kerap dikunjungi warga,” ujarnya.

Penutupan dengan pemasangan garis Satpol PP, dilakukan sejak 3 Juli. Kebijakan ini akan berlangsung hingga akhir PPKM Darurat pada 20 Juli.

Baca Juga:  Martabak Jadul Tetap Mantul, Banyak Diburu untuk Takjil

Bakti mengatakan, Alun-alun Bangil memang kerap menjadi jujukan warga. Tak jarang, pengunjung berkerumun. Terutama ketika Sabtu dan Minggu. “Dengan penutupan ini, diharapkan bisa mencegah terjadinya kerumunan. Sehingga, menghalau penyebaran Covid-19,” jelasnya.

Untuk memastikan kawasan yang ditutup tidak dibobol, Bakti mengaku akan melakukan patroli rutin. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, garis Satpol PP yang dipasang sering dirusak. “Agar tidak sampai dipotong atau dirusak, kami akan galakkan patroli,” jelasnya.

Bagaimana dengan nasib pedagang? Menurut Bakti, pedagang masih bisa berjualan. Asalkan menerapkan protokol kesehatan. Juga harus menerapkan take away atau bungkus dan dibawa pulang.

Dampak penutupan itu pun dirasakan luar biasa oleh pedagang yang biasa mangkal di sekitar alun-alun. Fakhur, pedagang jajanan misalnya. Ia mengaku, biasanya berjualan di kawasan Alun-alun Bangil ketika Minggu.

Baca Juga:  Relokasi Pedagang Pasar Gondanglegi Masih Mengambang

Jajanan yang dijual laris. Namun, karena alun-alun ditutup, Fakhur harus mencari tempat lain. Karena, di alun-alun pembelinya sepi. “Mau gimana lagi. Harapan kami, bisa dibuka kembali agar kami bisa mencari makan,” harapnya. (one/rud)

BANGIL, Radar Bromo- Upaya mencegah kerumunan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, terus dilakukan Pemkab Pasuruan. Termasuk dengan menutup kawasan Alun-alun Bangil.

Penutupan Alun-alun Bangil, ditandai dengan pemasangan garis Satpol PP di pintu-pintu masuk kawasan publik tersebut. Kasatpol PP Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana mengatakan, penutupan kawasan Alun-alun Bangil bukan kali pertama. Hal serupa pernah dilakukan sebelumnya.

Penutupan kawasan alun-alun ini menindaklanjuti Surat Edaran (SE) ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan tentang PPKM Darurat. Dalam SE itu, diatur penutupan sementara kawasan publik.

“Kawasan publik di sini, termasuk Alun-alun Bangil ataupun Hutan Kota Kalirejo, yang kerap dikunjungi warga,” ujarnya.

Penutupan dengan pemasangan garis Satpol PP, dilakukan sejak 3 Juli. Kebijakan ini akan berlangsung hingga akhir PPKM Darurat pada 20 Juli.

Baca Juga:  Ajukan Penerangan Stadion R Soedrasono ke Kemenpora

Bakti mengatakan, Alun-alun Bangil memang kerap menjadi jujukan warga. Tak jarang, pengunjung berkerumun. Terutama ketika Sabtu dan Minggu. “Dengan penutupan ini, diharapkan bisa mencegah terjadinya kerumunan. Sehingga, menghalau penyebaran Covid-19,” jelasnya.

Untuk memastikan kawasan yang ditutup tidak dibobol, Bakti mengaku akan melakukan patroli rutin. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, garis Satpol PP yang dipasang sering dirusak. “Agar tidak sampai dipotong atau dirusak, kami akan galakkan patroli,” jelasnya.

Bagaimana dengan nasib pedagang? Menurut Bakti, pedagang masih bisa berjualan. Asalkan menerapkan protokol kesehatan. Juga harus menerapkan take away atau bungkus dan dibawa pulang.

Dampak penutupan itu pun dirasakan luar biasa oleh pedagang yang biasa mangkal di sekitar alun-alun. Fakhur, pedagang jajanan misalnya. Ia mengaku, biasanya berjualan di kawasan Alun-alun Bangil ketika Minggu.

Baca Juga:  Sumur Bor Warga Blawi Bau Gas Menyengat, bila Disulut Api, Menyala

Jajanan yang dijual laris. Namun, karena alun-alun ditutup, Fakhur harus mencari tempat lain. Karena, di alun-alun pembelinya sepi. “Mau gimana lagi. Harapan kami, bisa dibuka kembali agar kami bisa mencari makan,” harapnya. (one/rud)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru