BANGIL, Radar Bromo – Target investasi masuk di Kabupaten Pasuruan tahun 2020 ini sebesar Rp 9,6 triliun. Namun, hingga mendekati akhir November, belum sepenuhnya target tersebut terpenuhi.
Realisasi investasi yang masuk baru kisaran 90 persen. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Pasuruan, Eddy Supriyanto menjelaskan, pencapaian investasi tahun 2020 memang jauh dibandingkan tahun lalu.
Pandemi korona membuat iklim investasi di Kabupaten Pasuruan kurang bergairah dibanding tahun lalu. Sampai akhir November, realisasi investasi masuk baru Rp 8,1 Triliun.
Jumlah tersebut, jelas jauh dibandingkan perolehan pada 2019 lalu. Pada 2019 lalu, realisasi investasi di Kabupaten Pasuruan, menembus Rp 18,9 Triliun. Padahal, targetnya saat itu hanya Rp 9 Triliun.
“Penurunan ini, tak lepas dari lesunya ekonomi global imbas Covid-19. Tidak sedikit investor yang menunda investasinya, imbas wabah korona tersebut,” bebernya.
Kurang sebulan jelang pergantian tahun, pemkab setempat menargetkan bisa menggenjot investasi yang masuk. Tidak hanya investasi dari perusahaan modal dalam negeri (PMDN), tetapi juga pemodal asing.
“Salah satunya, dengan menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pengusaha. Supaya, mereka meningkatkan investasinya di Kabupaten Pasuruan,” sampainya.
Upaya percepatan investasi, juga dilakukan dengan pemberian kemudahan proses perizinan bagi para investor. Penyiapan regulasi perubahan Perda RTRW 2020 khusus kawasan industri, peningkatan infrastruktur jalan serta pembangunan graha pelayanan publik, diharapkan bisa memacu investasi di Kabupaten Pasuruan. “Kami juga masih menghitung, proyeksi investasi tahun depan,” jelasnya. (one/mie)