24.9 C
Probolinggo
Monday, May 29, 2023

Atasi Fluktuasi Harga Bawang, Begini Upaya Pemkab Probolinggo

KRAKSAAN- Harga bawang merah yang tak menentu menjadi perhatian serius Pemkab Probolinggo. Bahkan, sejak beberapa hari terakhir harga bawang merah di tingkat petani hanya berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 10.000 per kilogram.

Mendapati itu, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengaku akan segera mencari solusi agar para petani tidak rugi. Salah satunya dengan membangun rumah bawang. Rencananya, rumah bawang sebagai tempat pengolahan bawang merah itu akan dibangun tahun depan.

Dengan adanya rumah bawang, diharapkan para petani tidak menjerit atau merasakan dampak saat harga bawang merah murah. Sebab, bawang merah yang mereka panen tidak harus dijual dalam bentuk bawang merah. Namun, bisa mereka olah menjadi beraneka olahan yang juga memiliki nilai jual tinggi.

Baca Juga:  Mengenal Majelis Taklim dan Salawat Syubbanul Muslimin

Tantri mengatakan, harga bawang merah saat ini murah karena hasil panen banyak. Karenanya, pihaknya menyikapinya dengan mencari solusi dan perlunya dibangun rumah bawang. “Rumah ini isinya bagaimana mengolah bawang merah dalam wujud lain. Tentunya, perlu sentuhan-sentuhan teknologi,” ujarnya.

Tantri mengaku, akan memasukkan rencana ini dalam pembahasan APBD 2019. Sebab, tahun ini sudah tahun anggaran berjalan dan belum ada anggaran untuk membangun rumah bawang. “Ini, juga menjadi potensi wisata edukasi di rumah bawang,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Wahid Nurrahman berharap pemerintah segera turun tangan terhadap persoalan harga bawang merah yang anjlok. Katanya, dinas terkait, seperti Dinas Perinsustrian dan Perdagangan; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta Bulog harus duduk satu meja menbicarakan persoalan ini. “Kasihan petani bawang merah yang terancam modalnya tidak kembali dengan hasil panennya,” ujarnya.

Baca Juga:  Tahun Ini Target 6 Desa Tangguh Bencana di Kab Probolinggo

Menurutnya, dalam Peraturan Menteri Nomor 27/2017, harga terendah bawang merah kering sawah Rp 18.300 per kilogram. Namun, kenyataan di lapangan saat ini harganya jauh dari peraturan tersebut. “Atau, ada inovasi bisa hasil pertanian bawang merah dijadikan aneka produk olahan. Positifnya bisa bertahan lebih lama dan harga bisa berlipat-lipat,” ujarnya. (mas/rud/mie)

 

KRAKSAAN- Harga bawang merah yang tak menentu menjadi perhatian serius Pemkab Probolinggo. Bahkan, sejak beberapa hari terakhir harga bawang merah di tingkat petani hanya berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 10.000 per kilogram.

Mendapati itu, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengaku akan segera mencari solusi agar para petani tidak rugi. Salah satunya dengan membangun rumah bawang. Rencananya, rumah bawang sebagai tempat pengolahan bawang merah itu akan dibangun tahun depan.

Dengan adanya rumah bawang, diharapkan para petani tidak menjerit atau merasakan dampak saat harga bawang merah murah. Sebab, bawang merah yang mereka panen tidak harus dijual dalam bentuk bawang merah. Namun, bisa mereka olah menjadi beraneka olahan yang juga memiliki nilai jual tinggi.

Baca Juga:  Sulitnya Jadi Pelanggan Baru PDAM Kab Pasuruan, Waiting List Ribuan  

Tantri mengatakan, harga bawang merah saat ini murah karena hasil panen banyak. Karenanya, pihaknya menyikapinya dengan mencari solusi dan perlunya dibangun rumah bawang. “Rumah ini isinya bagaimana mengolah bawang merah dalam wujud lain. Tentunya, perlu sentuhan-sentuhan teknologi,” ujarnya.

Tantri mengaku, akan memasukkan rencana ini dalam pembahasan APBD 2019. Sebab, tahun ini sudah tahun anggaran berjalan dan belum ada anggaran untuk membangun rumah bawang. “Ini, juga menjadi potensi wisata edukasi di rumah bawang,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Wahid Nurrahman berharap pemerintah segera turun tangan terhadap persoalan harga bawang merah yang anjlok. Katanya, dinas terkait, seperti Dinas Perinsustrian dan Perdagangan; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta Bulog harus duduk satu meja menbicarakan persoalan ini. “Kasihan petani bawang merah yang terancam modalnya tidak kembali dengan hasil panennya,” ujarnya.

Baca Juga:  Listrik Padam, Pelayanan E-KTP di Dispendukcapil Terganggu

Menurutnya, dalam Peraturan Menteri Nomor 27/2017, harga terendah bawang merah kering sawah Rp 18.300 per kilogram. Namun, kenyataan di lapangan saat ini harganya jauh dari peraturan tersebut. “Atau, ada inovasi bisa hasil pertanian bawang merah dijadikan aneka produk olahan. Positifnya bisa bertahan lebih lama dan harga bisa berlipat-lipat,” ujarnya. (mas/rud/mie)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru