BANGIL – Rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membuat kawasan produksi garam di daerah bakal sulit direalisasikan di Kabupaten Pasuruan. Ini lantaran sampai saat ini, belum ada kawasan dan petambak yang mau tambaknya digabung untuk dijadikan kawasan garam.
Hal tersebut diungkapkan oleh Slamet Nurhandoyo, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan. Slamet mengatakan KKP mulai tahun depan merencanakan akan membuat kawasan garam di daerah. Sehingga produksi garam bisa terpusat dan tertata dengan fokus.
“Selama ini kan produksi di tambak-tambak garam. Dan lokasinya juga berpencar. Karena itu KKP ingin ada kawasan produksi garam agar penataan lebih mudah,” jelasnya.
Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan sudah menawarkan program kawasan garam ini ke kelompok petambak. Tapi sayangnya dari petambak sendiri keberatan jika tambak garamnya digabung dengan petambak lain. Selain itu, petambak juga tak semuanya memiliki lahan tambak. Ini lantaran adapetambak yang hanya menyewa. Ada pula yang saat musim hujan, lahan dijadikan tambak ikan.
KKP sendiri menargetkan 1 kawasan ada 15 hektare. Nantinya kawasan produksi garam ini akan diatur mulai dari meja garam, tandon air sampai tuak. Dengan dijadikan satu tempat, maka selain tertata dan terfokus, hasilnya dipastikan juga akan lebih tinggi karena semuanya akan menggunakan geoisolator atau terpal garam.
Saat ini daerah yang potensial untuk dijadikan kawasan produksi garam adalah Raci, Bangil dan Gerongan, Kraton. Dinas Perikanan sedang berusaha agar syarat kawasan bisa diperkecil hanya 5 hektare dulu.
“Sudah kita sampaikan ke KKP, kalau 15 hektar agak sulit karena letak tambak garam tersebar, sehingga kita minta hanya 5 hektar. Tapi masih belum ada jawaban dari pusat,” jelasnya. (eka/fun)