DRINGU, Radar Bromo – Berdasarkan Surat BMKG, puncak hujan diperkirakan terjadi pada bulan Januari-Februari 2020. BPBD Kabupaten Probolinggo, waspadai adanya potensi hujan lebat dengan durasi lama dan berpotensi mengakibatkan bencana. Sebab, wilayah Kabupaten Probolinggo diprediksi memiliki kerawanan banjir, longsor dan abrasi.
Hal itu disampaikan kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi. Saat dikonfirmasi, Anggit mengatakan, akumulasi curah hujan di Jawa Timur selama bulan November 2019 berkisar antara 21- 500 mm. Akumulasi curah hujan di Jawa Timur selama bulan Desember 2019 berkisar antara 51- 500 mm. Sebagian beşar wilayah Jawa Timur diperkirakan telah memasuki awal musim hujan.
”Waspadai daerah dengan jumlah curah hujan tinggi (301 – 500 mm) termasuk di wilayah Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Sedangkan Januari 2020 dikatakan Anggit, akumulasi curah hujan berkisar antara 151 – 500 mm. Waspadai adanya hujan lebat disertai kejadian angin puting beliung dan downburst, angin kencang yang berasal dari awan cumulonimbus dengan kecepatan dapat mencapai 63 km/jam dengan durasi 5 – 15 menit. ”Puncak musim hujan 2019/2020, diprediksi terjadi pada bulan Januari-Februari 2020. Sehingga patut diwaspadai adanya potensi hujan lebat dengan durasi yang lama yang berpotensi mengakibatkan adanya banjir, tanah longsor dan abrasi,” ungkapnya.
Anggit menjelaskan, wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kerawanan bencana banjir. Setidaknya ada 21 desa di 7 kecamatan yang rawan banjir. Kemudian, ada sekitar 77 desa di 9 kecamatan rawan longsor. ”Kabupaten Probolinggo juga rawan bencana abrasi. Ada 13 desa di 5 kecamatan yang rawan abrasi,” ujarnya. (mas/fun)