25.3 C
Probolinggo
Thursday, June 8, 2023

Gadget Dianggap Jadi Penyebab Rendahnya Kunjungan ke Perpustakaan

BANGIL – Upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan, terus mendorong agar budaya kunjungan ke perpustakaan daerah terus meningkat belum tercapai. Dari catatan kunjungan, masih sama seperti tahun sebelumnya. Rata-rata antara 300-400 pengunjung per bulan di masing-masing perpustakaan daerah.

Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan Yusmiarto Eben mengatakan, salah satu tingkat keberhasilan perpustakaan daerah adalah dengan melihat jumlah kunjungan ke perpustakaan setiap harinya. “Namun, di tahun 2018 kemarin, trennya masih tetap stabil di mana rata-rata per hari masih sekitar 10-15 pengunjung,” ujarnya.

Kunjungan ini didominasi kalangan pelajar dan masyarakat umum. Menurutnya, jumlah kunjungan ini masih minim bila melihat target minimal ideal pembaca yang seharusnya mencapai 40 persen dari jumlah penduduk. “Jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan saat ini ada 1,7 juta jiwa. Harusnya 40 persennya punya akses membaca atau ke perpustakaan. Atau, paling tidak ada 500 ribu orang pembaca aktif. Namun, jika melihat kunjungan memang masih sangat minim,” ujarnya.

Baca Juga:  Siapkan Anggaran untuk Permak Gedung Graha Pelayanan Publik

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan terus meningkatkan pelayanan dengan menambah koleksi buku. Tahun kemarin ada tambahan sekitar 4.000 buku yang disebarkan di 8 perpustakaan daerah. Meliputi, di perpustakaan di Bangil, Rembang, Pandaan, Purwosari, Gondangwetan, Grati, Nguling dan Tosari.

“Memang ada tren kenaikan meski sedikit saat ada tambahan koleksi yaitu pada Maret sampai April. Termasuk ada kenaikan pengunjung saat menjelang ujian sekolah pada Oktober-November. Tapi, di luar itu kunjungan masih tetap stabil,” jelasnya.

Yusmiarto Eben mengatakan, ada beberapa penyebab yang membuat masyarakat masih enggan ke perpustakaan daerah. Selain juga karena kesadaran literasi yang masih belum membudaya, maraknya gadget dan jam buka dinilai masih kurang.

Baca Juga:  Survei Trayek yang Mati Suri sebelum Mengganti Rute

“Jam buka masih jadi kendala karena kami masih kekurangan personel. Ini juga menjadi penyebab masih sedikit masyarakat yang bisa mengakses perpustakaan daerah. Terutama untuk pekerja dan karyawan yang tidak bisa ke perpus selepas bekerja sore harinya,” ujarnya. (eka/rud)

BANGIL – Upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan, terus mendorong agar budaya kunjungan ke perpustakaan daerah terus meningkat belum tercapai. Dari catatan kunjungan, masih sama seperti tahun sebelumnya. Rata-rata antara 300-400 pengunjung per bulan di masing-masing perpustakaan daerah.

Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan Yusmiarto Eben mengatakan, salah satu tingkat keberhasilan perpustakaan daerah adalah dengan melihat jumlah kunjungan ke perpustakaan setiap harinya. “Namun, di tahun 2018 kemarin, trennya masih tetap stabil di mana rata-rata per hari masih sekitar 10-15 pengunjung,” ujarnya.

Kunjungan ini didominasi kalangan pelajar dan masyarakat umum. Menurutnya, jumlah kunjungan ini masih minim bila melihat target minimal ideal pembaca yang seharusnya mencapai 40 persen dari jumlah penduduk. “Jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan saat ini ada 1,7 juta jiwa. Harusnya 40 persennya punya akses membaca atau ke perpustakaan. Atau, paling tidak ada 500 ribu orang pembaca aktif. Namun, jika melihat kunjungan memang masih sangat minim,” ujarnya.

Baca Juga:  Longsor Tosari Nyaris Gerus Rumah Warga

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan terus meningkatkan pelayanan dengan menambah koleksi buku. Tahun kemarin ada tambahan sekitar 4.000 buku yang disebarkan di 8 perpustakaan daerah. Meliputi, di perpustakaan di Bangil, Rembang, Pandaan, Purwosari, Gondangwetan, Grati, Nguling dan Tosari.

“Memang ada tren kenaikan meski sedikit saat ada tambahan koleksi yaitu pada Maret sampai April. Termasuk ada kenaikan pengunjung saat menjelang ujian sekolah pada Oktober-November. Tapi, di luar itu kunjungan masih tetap stabil,” jelasnya.

Yusmiarto Eben mengatakan, ada beberapa penyebab yang membuat masyarakat masih enggan ke perpustakaan daerah. Selain juga karena kesadaran literasi yang masih belum membudaya, maraknya gadget dan jam buka dinilai masih kurang.

Baca Juga:  Tamanisasi di Kantor Raci Direalisasikan usai Bangun Gedung

“Jam buka masih jadi kendala karena kami masih kekurangan personel. Ini juga menjadi penyebab masih sedikit masyarakat yang bisa mengakses perpustakaan daerah. Terutama untuk pekerja dan karyawan yang tidak bisa ke perpus selepas bekerja sore harinya,” ujarnya. (eka/rud)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru