KRAKSAAN, Radar Bromo – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo terus mengkaji kekurangan murid kerap terjadi di sekolah-sekolah yang berada dipelosok desa. Sejauh ini Dispendik masih mengkaji penambahan penggabungan kelas di beberapa sekolah.
Penggabungan kelas ini menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang diterima oleh siswa Dispendik melakukan pengembangan kelas khusus.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Dewi Korina. Pengembangan kelas khusus ini dilakukan dengan cara menggabungkan dua kelas yang muridnya hanya sedikit. “Kami gabungkan dua kelas (kelas rangkap), agar lebih efektif dan tentunya agar mutu pendidikan yang baik dapat diwujudkan,” ujarnya.
Penggabungan kelas (kelas rangkap) ini sebelumnya sudah diterapkan di 8 sekolah yang ada di Kecamatan Sukapura yang sampai dengan saat ini masih berjalan. Penggabungan kelas ini nantinya juga akan dilaksanakan di pelosok desa lainnya.
“Nantinya akan kami terapkan juga di desa pelosok, seperti Tiris, Krucil dan Gading, saat ini masih kami sosialisasikan,” jelasnya.
Kelas rangkap ini nantinya akan menggunakan kurikulum khusus karena merupakan kelas gabungan. Sampai dengan saat ini bedah kurikulum yang cocok masih dilakukan. Agar tujuan dan mutu pendidikan yang ingin dicapai dapat terwujud.
Pihaknya menuturkan bahwa kelas rangkap saat ini masih dilaksanakan di sekolah dasar. Khususnya siswa yang masih duduk di kelas 1 dan 2. Kekurangan murid di pelosok desa bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari kondisi geografis dimana jarak sekolah yang jauh dengan permukiman penduduk, atau karena kurangnya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan untuk putra-putrinya.
“Kami terus upayakan pemberian pendidikan yang baik untuk semua siswa yang ada di desa pelosok supaya tidak tertinggal, karena mereka juga generasi penerus bangsa,” ujarnya. (ar/fun)