Dunia tidak pernah adil. Gadis itu tumbuh dewasa tanpa kasih sayang, seorang diri mengarungi kegelapan. Ditolak masyarakat meski memiliki wajah cantik, rambutnya terurai panjang sepunggung. Hal itu tidak menutupi fakta bahwa dia buta.
Bukankah kematian adalah jalan menuju kebahagiaan, tapi mengapa sejumlah orang menghadapinya dengan perasaan penuh kengerian? Lebih tepatnya menunda-nunda jalan kebahagiaan itu?
Matahari belum juga menampakkan wajahnya, tapi perempuan di akhir 30 tahunan itu sudah sibuk di dapur rumah kontrakannya. Rumah kecil di ujung gang yang dekat dengan emplasemen pabrik tebu.
Umur tiga tahun aku sudah bisa bercakap-cakap dan duduk mencangkung di depan kios rokok tetanggaku. Aku sudah tahu perbedaan uang seribu dan lima puluh ribu.