REMBANG, Radar Bromo – Puniah tidak menyangka dia bakal kehilangan Musafir alias Safir, 33, anaknya, secara tragis dengan cara dibunuh. Apalagi Safir dihabisi oleh Mustofa alias Toifa, 40, yang tak lain kakak dari Safir.
Alhasil, wanita asal Jati, Desa Pandean, Kecamatan Rembang, langsung berteriak hingga menggugah warga berdatangan, Senin siang (25/1). Puniah yang uianya 60 tahun tersebut histeris setelah Safir, bersimbah darah. Wajah Safir luka usai dipacul oleh Tofa, di dalam kamar rumahnya
Berdasarkan keterangan Kades Pandean Abdul Karim, insiden memilukan itu berlangsung sekitar pukul 10.00. Ketika itu korban sedang tidur di kamarnya. Sementara bapak dan ibunya, Puniah dan Salamun, sedang menggarap ladang mereka.
Korban selama ini memang tinggal serumah dengan orang tuanya. Termasuk pelaku, juga tinggal di rumah itu. Setiap hari, biasanya mereka berempat ke ladang.
Namun Senin (25/1) pagi, korban tidak ke ladang. Dia tidur di kamarnya. Sementara pelaku, juga tidak ke ladang.
Entah setan apa yang merasuki terduga pelaku Mustofa pagi itu. Sekitar pukul 10.00, tiba-tiba ia mengambil cangkul dan masuk ke kamar adiknya.
Saat itulah, pelaku langsung mencangkul korban. Cangkulan tersebut mengenai wajah korban. Akibatnya, wajah korban rusak dan penuh dengan darah.
Di saat yang sama, Puniah pulang ke rumahnya dari ladang. Perempuan tua itu sempat menyaksikan saksi Tofa masuk ke kamar korban.
Puniah pun langsung mencegah. Dia berteriak-teriak agar pelaku tidak mencangkul adiknya. Namun teriakan Puniah sia-sia. Pelaku seolah tidak mendengar teriakan ibunya.
“Ibunya teriak-teriak mencegah waktu itu. Jangan dicangkul, jangan dicangkul. Tapi seolah dia tidak mendengar,” tuturnya
Pelaku langsung saja mencangkul wajah adiknya. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Akibatnya, wajah adiknya sampai rusak parah.
Teriakan Puniah pun terdengar tetangganya saat itu. Seorang tetangga korban lantas datang ke rumah itu. Melihat ada orang datang, pelaku keluar dan lari dari rumah. Ia berjalan kaki menuju jalan raya Pasuruan-Surabaya, dari rumahnya. Cangkul dan bodeng dibawanya kabur.
Saat kabur itu, Tofa berpapasan dengan Fathoni, tetangga mereka yang lain. Fathoni pun keheranan melihat pelaku berjalan kaki sambil membawa cangkul dan bodeng.
Khawatir ada sesuatu, Thoni –panggilannya- menuju rumah Tofa. Saat itulah, dia mendapat informasi Tofa baru saja mencangkul adiknya.
Pacul Kepala Adiknya hingga Tewas, Pria di Rembang Ini Diamankan
Ia bersama warga kemudian mengadukan kejadian itu ke Pos Lantas PIER. Dari laporan itulah, petugas kemudian mengejar pelaku.
Petugas mengejar pelaku hingga sampai di Pandelegan, Desa Raci, Kecamatan Beji, sekitar pukul 11.30. Tim gabungan Polisi Lalu Lintas bersama TNI menemukan pelaku di tepi jalan raya Pasuruan-Surabaya, Dusun Pandelegan, Desa Raci.
Petugas pun langsung mengamankan pelaku. Namun upaya tersebut berbuah perlawanan. Pelaku menyerang petugas dengan cangkul dan bodeng yang dibawanya.
“Mau ditangkap, tapi malah menyerang. Kami tidak berani,” imbuh Thoni, yang ikut mengejar terduga pelaku.
Saat itulah, tembakan ke langit dikeluarkan petugas. Letusan senjata api itu membuat keder pelaku. Ia menyerah dan tak lagi melakukan perlawanan.
Amuk massa pun menjadi. Warga yang berada di lokasi, memukulinya. Petugas pun berusaha mengamankan tersangka dan memborgolnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pengendara yang melintas di Jalan raya Bangil, dibuat gempar, Senin (25/1) pagi. Ini setelah terjadi keramaian di sebuah Poslantas di Pier, Raci, Keramaian itu muncul lantaran ada pelaku pembunuhan yang dibekuk aparat. Pelaku itu tak lain Tofa. (one/fun)